Pelatihan Tata Boga #2

10.30 muthihaura 3 Comments


Pengalaman adalah guru terbaik dari sekolah kehidupan. Itu kata-kata yang aku percaya. Yang membuatku ingin selalu mencari pengalaman di bidang-bidang yang kusukai pastinya. Dulu, saat masih duduk dibangku SMA hingga awal-awal kuliah, aku suka banget mentengin TV untuk nontonin master chef di RCTI.

Ingat banget waktu itu jam tayangnya jam 2 siang di hari Minggu. Kalau nggak salah itu seasion tiga yang ada Luvita, Yulia, dan yang lain. Entah kenapa suka gitu ngelihat orang masak. Pakai celemek ala-ala chef gitu. Kayanya waw.


Trus juga dulu awal masuk kuliah, pernah ingin ngambil Jurusan Tata Boga, tapi kalau nggak salah ingat, nggak ada di Pekanbaru. Merantau? Pengen sih, tapi keadaan dan keuangan nggak memungkinkan. Hingga ternyata, takdir membawaku mengikuti pelatihan Tata Boga. 


Okelah, aku akan kembali bercerita tentang pelatihan Tata Boga yang kuikuti. Let’s check this out:

5 Agustus 2019
Sekitaran jam 9-an pagi, aku membuka whatsapp setelah semua kerjaan rumah selesai. Aku mendapati WA dari Laila yang mengucapkan selamat karna aku dinyatakan lulus pelatihan. Suprise dong pastinya, tapi sayangnya, Laila belum lulus.

C juga belum lulus, karna mungkin dia masih harus disibukkan dengan TA-nya, sedangkan pelatihan ini harus full selama kurang lebih 30 hari. Aku langsung membuka instagram UPTLK. Benar saja, namaku dinyatakan lulus diantara 16 orang terbaik lainnya.


Aku jadi teringat, saat sebelum wawancara untuk tes pelatihan, aku bilang gini ke diri aku sendiri: “Ya Allah, jika ini yang terbaik untukku, maka mudahkanlah. Jika ini bukan yang terbaik, maka gantilah dengan sesuatu yang lebih baik”. Ternyata Allah bilang, ini yang terbaik.

Oke, karna ini yang terbaik, aku akan maksimalkan sebaik yang aku bisa. Aku langsung mengscreenshot hasil pengumuman tersebut dan mengirimkannya ke si C. Alhamdulillah dia selalu mendukung apapun yang menurutku baik untukku.

6 Agustus 2019
Hari ini, aku daftar ulang. Tentu saja dengan membawa berupa materai 6000. Ya, ada beberapa hal yang harus ditandatangani untuk kesepakatan. Diantaranya adalah, bahwa jika nanti dipertengahan jalan mengundurkan diri, maka wajib membayar denda 2x lipat dari apa yang sudah dikeluarkan UPTLK.

Peserta pelatihan juga akan mendapatkan tiga stel baju, makan siang, dan uang transport. Selain itu, karna kami pelatihannya Tata Boga, maka semua bahan-bahan memasaknya ditanggung UPTLK. Begitu juga dengan pelatihan menjahit.

Pokoknya semuanya difasilitasi deh. Oya, trimakasih juga untuk C yang udah nganterin aku daftar ulang.

20 Agustus 2019
Ini hari pertama pembukaan pelatihan. Kami pembukaan di Aula dan ternyata kelas Tata Boga, untuk sementara juga akan di Aula. Aku bakal ngenalin teman-teman pelatihanku dulu ya. Karna betul kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.

Riska
Awal masuk pelatihan, langsung dekatnya ke dia. Kemana-mana bareng dia. Walaupun pernah juga dia menyebalkan, tapi sebenarnya dia anak yang baik. Umur Ika 20 tahun. Beda empat tahun dariku, tapi aku salut dengannya. 

aku dan riska
aku dan Riska

Ika anak yang rajin. Dia juga jago masak. Yang paling kerennya, dia type orang yang selalu semangat untuk terus belajar. Pokoknya, aku salut dengannya.

Kak Ai
Awal kenal kak Ai, aku manggilnya Ai doang. Aku fikir kami seumuran, soalnya Kak Ai orangnya kelihatan masih muda gitu, ternyata udah nikah dan pernah hampir punya anak. Iya, jadi kak Ai pernah keguguran gitu ceritanya.

Kalau mau sholat, Kak Ai pasti selalu ngajakin ke mushola. Trus juga beberapa kali pulang bareng kak Ai, karna arah rumah kami sama, jadi kak Ai nebeng aku.

Febby
Ini orang pernah beberapa kali rada ngeselin, tapi aslinya juga baik. Sama rajinnya kaya Ika. Trus juga jadi teman curhat yang baik. Aku baru tau pas di awal pembukaan waktu Febby nyapa. Ternyata dia yang minjam pena aku pas pelatihan.

Sayang, aku nggak bisa mengingat orang dengan baik haha. Langgeng-langgeng ya Feb dengan masnya. Semoga segera ke pelaminan.

Bu Epi dan Bu Nuy
Emak-emak yang kece badai. Asik banget ngerumpi atau menggosip bareng bu Epi sama Ibu Nuy ini. Sering tuh kalau udah selesai sholat, kami menggosip bareng Kak Ai juga. Malah sampai ketawa-ketawa. Astagfirullah. Memanglah kami ni ya.

Yana, Swiji, dan Shalsa
Ini tiga serangkai. Kami nyebutnya tiga kamboja karna mereka sering banget nongkrong dibawah pohon kambojo. Mereka anaknya seru-seru. Suka ketawa-ketawa heboh juga di kelas. Kalau Shalsa ini, teman pertama yang aku kenal di Tata Boga. Jadi pas seleksi wawancara, aku kenalan sama dia.

Diana, Indah, dan Dila
Diana ini ada kemiripan dengan sahabat aku si Chrystin. Entah kenapa aku jadi kangen Chrsytin huhu, tapi kayanya dia udah lupa sama aku. Diana anaknya juga rajin kaya Febby. Kalau Indah, kami satu univ. Ya, kami sama-sama anak UIN Suska Riau. Indah orangnya juga asik. Sering juga beberapa kali bertukar cerita dengan Indah. Kalau Dila, diantara kami semua, dia yang paling muda.

Baca Juga: IMPIAN CHRYSTIN

Mak Ngah, Bang Satria, Aziz, dan Bu Siti
Kalau Mak Ngah orangnya heboh. Suka ngasih nasehat juga ke aku karna kami duduknya deketan selalu dikelas. Mak Ngah juga orangnya pengertian. Sehat-sehat selalu ya mak ngah. Kalau Bang Satria dan Aziz ini orangnya sering usil dan terkadang menyebalkan haha.

Nah, itu dia ke-15 teman-teman yang akan berperan juga dalam cerita pelatihan ini. Oke deh, mungkin aku akan lanjut di part selanjutnya. Segini dulu ya. Salam sayang, @muthihaura1.
Selasa, 22 Oktober 2019. 14.36 WIB

Baca Artikel Populer Lainnya

3 komentar:

  1. kalau ikut pelatihan pasti bakalan jadi saudara. malah jadi teman yang bisa saling berbagi kedepannya

    BalasHapus
  2. Keren ya, dapat baju dan uang saku juga. Sukseslah mba

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus