Pelatihan Tata Boga #2
Pengalaman
adalah guru terbaik dari sekolah kehidupan. Itu kata-kata yang aku percaya.
Yang membuatku ingin selalu mencari pengalaman di bidang-bidang yang kusukai
pastinya. Dulu, saat masih duduk dibangku SMA hingga awal-awal kuliah, aku suka
banget mentengin TV untuk nontonin master chef di RCTI.
Ingat
banget waktu itu jam tayangnya jam 2 siang di hari Minggu. Kalau nggak salah
itu seasion tiga yang ada Luvita, Yulia, dan yang lain. Entah kenapa suka gitu
ngelihat orang masak. Pakai celemek ala-ala chef gitu. Kayanya waw.
Baca Juga: MASTER CHEF INDONESIA
Trus
juga dulu awal masuk kuliah, pernah ingin ngambil Jurusan Tata Boga, tapi kalau
nggak salah ingat, nggak ada di Pekanbaru. Merantau? Pengen sih, tapi keadaan
dan keuangan nggak memungkinkan. Hingga ternyata, takdir membawaku mengikuti
pelatihan Tata Boga.
Okelah,
aku akan kembali bercerita tentang pelatihan Tata Boga yang kuikuti. Let’s
check this out:
5 Agustus 2019
Sekitaran
jam 9-an pagi, aku membuka whatsapp setelah semua kerjaan rumah selesai. Aku
mendapati WA dari Laila yang mengucapkan selamat karna aku dinyatakan lulus
pelatihan. Suprise dong pastinya, tapi sayangnya, Laila belum lulus.
C
juga belum lulus, karna mungkin dia masih harus disibukkan dengan TA-nya,
sedangkan pelatihan ini harus full selama kurang lebih 30 hari. Aku langsung
membuka instagram UPTLK. Benar saja, namaku dinyatakan lulus diantara 16 orang
terbaik lainnya.
Baca Juga: PELATIHAN TATA BOGA #1
Aku
jadi teringat, saat sebelum wawancara untuk tes pelatihan, aku bilang gini ke
diri aku sendiri: “Ya Allah, jika ini yang terbaik untukku, maka mudahkanlah.
Jika ini bukan yang terbaik, maka gantilah dengan sesuatu yang lebih baik”.
Ternyata Allah bilang, ini yang terbaik.
Oke,
karna ini yang terbaik, aku akan maksimalkan sebaik yang aku bisa. Aku langsung
mengscreenshot hasil pengumuman tersebut dan mengirimkannya ke si C.
Alhamdulillah dia selalu mendukung apapun yang menurutku baik untukku.
6 Agustus 2019
Hari
ini, aku daftar ulang. Tentu saja dengan membawa berupa materai 6000. Ya, ada
beberapa hal yang harus ditandatangani untuk kesepakatan. Diantaranya adalah,
bahwa jika nanti dipertengahan jalan mengundurkan diri, maka wajib membayar
denda 2x lipat dari apa yang sudah dikeluarkan UPTLK.
Peserta
pelatihan juga akan mendapatkan tiga stel baju, makan siang, dan uang
transport. Selain itu, karna kami pelatihannya Tata Boga, maka semua
bahan-bahan memasaknya ditanggung UPTLK. Begitu juga dengan pelatihan menjahit.
Pokoknya
semuanya difasilitasi deh. Oya, trimakasih juga untuk C yang udah nganterin aku
daftar ulang.
20 Agustus 2019
Ini
hari pertama pembukaan pelatihan. Kami pembukaan di Aula dan ternyata kelas
Tata Boga, untuk sementara juga akan di Aula. Aku bakal ngenalin teman-teman
pelatihanku dulu ya. Karna betul kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.
Riska
Awal
masuk pelatihan, langsung dekatnya ke dia. Kemana-mana bareng dia. Walaupun
pernah juga dia menyebalkan, tapi sebenarnya dia anak yang baik. Umur Ika 20
tahun. Beda empat tahun dariku, tapi aku salut dengannya.
![]() |
aku dan Riska |
Ika
anak yang rajin. Dia juga jago masak. Yang paling kerennya, dia type orang yang
selalu semangat untuk terus belajar. Pokoknya, aku salut dengannya.
Kak Ai
Awal
kenal kak Ai, aku manggilnya Ai doang. Aku fikir kami seumuran, soalnya Kak Ai
orangnya kelihatan masih muda gitu, ternyata udah nikah dan pernah hampir punya
anak. Iya, jadi kak Ai pernah keguguran gitu ceritanya.
Kalau
mau sholat, Kak Ai pasti selalu ngajakin ke mushola. Trus juga beberapa kali
pulang bareng kak Ai, karna arah rumah kami sama, jadi kak Ai nebeng aku.
Febby
Ini
orang pernah beberapa kali rada ngeselin, tapi aslinya juga baik. Sama rajinnya
kaya Ika. Trus juga jadi teman curhat yang baik. Aku baru tau pas di awal
pembukaan waktu Febby nyapa. Ternyata dia yang minjam pena aku pas pelatihan.
Sayang,
aku nggak bisa mengingat orang dengan baik haha. Langgeng-langgeng ya Feb
dengan masnya. Semoga segera ke pelaminan.
Bu Epi dan Bu Nuy
Emak-emak
yang kece badai. Asik banget ngerumpi atau menggosip bareng bu Epi sama Ibu Nuy
ini. Sering tuh kalau udah selesai sholat, kami menggosip bareng Kak Ai juga.
Malah sampai ketawa-ketawa. Astagfirullah. Memanglah kami ni ya.
Yana, Swiji, dan Shalsa
Ini
tiga serangkai. Kami nyebutnya tiga kamboja karna mereka sering banget
nongkrong dibawah pohon kambojo. Mereka anaknya seru-seru. Suka ketawa-ketawa
heboh juga di kelas. Kalau Shalsa ini, teman pertama yang aku kenal di Tata
Boga. Jadi pas seleksi wawancara, aku kenalan sama dia.
Diana, Indah, dan Dila
Diana
ini ada kemiripan dengan sahabat aku si Chrystin. Entah kenapa aku jadi kangen
Chrsytin huhu, tapi kayanya dia udah lupa sama aku. Diana anaknya juga rajin
kaya Febby. Kalau Indah, kami satu univ. Ya, kami sama-sama anak UIN Suska
Riau. Indah orangnya juga asik. Sering juga beberapa kali bertukar cerita
dengan Indah. Kalau Dila, diantara kami semua, dia yang paling muda.
Baca Juga: IMPIAN CHRYSTIN
Mak Ngah, Bang Satria, Aziz, dan Bu Siti
Kalau
Mak Ngah orangnya heboh. Suka ngasih nasehat juga ke aku karna kami duduknya
deketan selalu dikelas. Mak Ngah juga orangnya pengertian. Sehat-sehat selalu
ya mak ngah. Kalau Bang Satria dan Aziz ini orangnya sering usil dan terkadang
menyebalkan haha.
Nah,
itu dia ke-15 teman-teman yang akan berperan juga dalam cerita pelatihan ini.
Oke deh, mungkin aku akan lanjut di part selanjutnya. Segini dulu ya. Salam
sayang, @muthihaura1.
Selasa, 22 Oktober 2019. 14.36 WIB
kalau ikut pelatihan pasti bakalan jadi saudara. malah jadi teman yang bisa saling berbagi kedepannya
BalasHapusKeren ya, dapat baju dan uang saku juga. Sukseslah mba
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus