Pelatihan Tata Boga #3
Karna
setiap orang yang hadir didalam hidupmu pasti punya alasan. Pasti ada sesuatu
hal yang bisa dipelajari dari sosok itu. Entah itu pelajaran yang baik atau
justru sebaliknya. Yang pasti semua itu akan berguna untuk semakin membuat diri
dewasa nantinya. In syaa Allah.
Kali
ini, aku pengen kembali melanjutkan cerita terkait pelatihan tata boga yang aku
ikuti kurang lebih sebulanan yang lalu. Kenapa aku ‘membekukan’ kenangan itu
lewat cerita? Lewat tulisan di blog? Karna poto tidak akan mampu menjelaskan
lebih detail seperti halnya tulisan.
Baca Juga: PELATIHAN TATA BOGA #1 | PELATIHAN TATA BOGA#2
Karna
poto hanya sebatas gambar yang menurutku rasanya ‘kurang’. Makanya aku selalu
suka mengabadikan sesuatu lewat tulisan dan video. Jika semua kombinasi itu
digabungkan, In syaa Allah akan menjadi sesuatu hal yang luar biasa.
Kelak,
jika aku menua. Anak-anak dan cucu-cucuku bisa membaca ‘sejarah’ hidupku lewat
blog ini. Dan semoga juga, kisah hidupku bisa tertuang di buku yang akan
tersebar di berbagai toko buku besar seluruh Indonesia. Amin!
Selasa, 20 Agustus 2019-Senin, 26
Agustus 2019
Semingguan
ini, kami belajar terkait psikologi. Pematerinya para psikolog-psikolog
langsung yang tentu saja ahli di bidangnya. Aku menikmati belajar psikologi,
karna selain dulu pernah ingin masuk jurusan psikologi, pematerinya sangat
asik.
Kami
tidak hanya tok harus terfokus pada apa yang mereka ajarkan. Tak jarang, mereka
memberikan game ditengah materi.
![]() |
Beberapa poto keseruan di kelas psikologi |
Ketawa,
becanda, seru-seruan. Itu kesan yang aku dapatkan selama belajar. Tentu saja
ilmu yang bermanfaat pastinya. Ilmu bagaimana memanajemen diri, memanajemen
waktu, dan ilmu-ilmu lainnya. Jujur saja, aku jadi semakin termotivasi untuk
terus semangat menggapai impian-impianku.
Dihari-hari
belajar juga, aku semakin tau sifat asli teman-temanku. Ada yang usianya muda,
tapi bisa menghargai orang lain. Ada yang justru udah tua, tapi justru bikin
banyak teman-temannya nggak respect sama dia. Ada juga sih yang masih muda,
kekanak-kanakan.
Aku
nggak bilang kalau aku sempurna dalam berkomunikasi. Minus juga, makanya masih
belajar. Apalagi di kelas, aku juga lebih banyak diam. Mengamati. Ya, namanya
manusia. Sifatnya beragam. Nano-nano. Nggak mudah memang nyatuin 16 kepala
untuk satu tujuan.
Tapi
jujur, dari mereka semua, aku belajar banyak hal. Dari yang ini, sifatnya
menurut aku nggak bagus, berarti aku nggak boleh gitu. Dari yang itu,
kepribadiannya menarik, aku bisa belajar bagaimana bisa dia menjadi sosok yang
menarik. Dan pelajaran-pelajaran lainnya.
Dihari
entah Jum’at entah Senin, pokoknya dua hari terakhir belajar psikologi, aku
diajar oleh salah seorang pemateri yang berprofesi di RS. Jiwa Tampan.
Tampaknya kakak ini bisa mengambarkan seseorang itu seperti apa dari hanya
melihat tatapan mata kita.
Diakhir
materi, tiba-tiba si kakak psikolog bilang gini kalau nggak salah: “Entah
kenapa saya ngerasa hawa kalian ini penuh masalah. Nggak semua sih. Beberapa.”
Sontak
kami semua terdiam. Menyimak sambil meminta si kakak untuk mengatakan apa yang
ia lihat dari kami. Setelah dipaksa, si kakak mau juga. Kami hanya menatap mata
si kakak psikolog tersebut dan ia menyebutkan gambaran diri kami.
Rata-rata
apa yang kakak itu sebutkan benar-benar terjadi pada diri kami. Ada teman aku
yang ternyata seorang bidan dan dia nggak mencintai pekerjaannya. Ada yang
nggak bahagia dengan suaminya. Dan lain sebagainya.
Pas
giliran aku, kakak itu natap mata aku dalam, lalu kemudian beliau bilang gini:
“Kamu itu optimis. Impian kamu besar. Kamu punya banyak mimpi, tapi energy kamu
sedikit. Kamu pernah sakit?”
Aku
menggeleng, padahal aku pernah sakit. Tapi tak perlu lah orang lain tau kan.
Trus kakak itu ngelanjutin: “Semoga kamu dipertemukan dengan laki-laki yang
punya energy besar agar bisa saling memberikan energy untuk mewujudkan impian
bersama.”
Aku
mengangguk paham. Ya, banyak teman-teman aku yang bilang, aku seorang yang
punya mimpi. Sehingga kadang apa yang aku lakuinpun, pasti aku usahain agar
bisa semakin mendekatkanku pada impian-impianku.
Itu
sebabnya aku nggak terlalu punya banyak teman. Aku terlalu sibuk dengan diriku
sendiri, sehingga diajak pergi main atau sekedar nongkrongpun aku nggak bisa.
Saat kuliahpun, aku disibukkan dengan organisasi disaat teman-temanku nongkrong
sana sini.
Tapi
walaupun berorganisasi, IPK-ku tetap tinggi Alhamdulillah. Lewat organisasi dan
lewat menulis, aku pernah ke Yogya
gratis. Ke Medan gratis. Ke Sumbar gratis. Dan semoga akan ada
tambahan-tambahan pengalaman lainnya amin.
Aku
senang dengan apa yang aku lakuin, terlepas dari apapun yang orang lain katakan
tentang aku. I don’t care about that! Ayo Mut, semoga semakin semangat
menggapai impian-impian besarmu ya. See you at the top.
Selasa, 27 Agustus 2019
Hari
ini aku izin, soalnya nganterin adikku ke bandara. Sebenarnya sayang sekali
melewatkan ilmu-ilmu dari tempat pelatihan, tapi ya mau gimana lagi. Nggak
mungkin aku nggak nganterin dia.
Baik-baik kuliahnya ya dek. Semoga sukses di negara
orang. Cepat pulang. Aku tak pernah ragu melepasmu untuk terbang tinggi. Karna
aku tau, yang terbaik akan selalu pulang!
Oke
deh, mungkin segini dulu. Salam sayang, @muthihaura1.
Minggu,
03 November 2019. 20.14 WIB.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus