Bekerja Sebagai Freelance
Menjadi
dewasa itu ternyata tidak menyenangkan. Banyak tanggung jawab yang harus
dipikul. Banyak ‘beban’ yang harus diselesaikan. Menjadi dewasa juga,
mengharuskan individu tersebut untuk tidak cengeng dalam menghadapi hidup.
Hidup
memang penuh liku-ilku. Begitu menurutku. 24 tahun aku hidup, aku sudah
ngerasain berbagai pengalaman yang bisa dikatakan ‘cukup pahit’. Ya, walau aku
akui, hingga detik ini, aku belum pernah ngerasain kerja dengan orang lain
selain program magang dari kampus 2017 lalu.
Baca Juga: MAGANG
Entah
ini sebuah kesiasiaan atau apa, aku nggak tau. Akhir 2017 aku lulus sidang dan
April 2018 aku wisuda. Yang berarti, sudah hampir dua tahunan aku bisa
dikatakan ‘menganggur’. Sebenarnya aku nggak nganggur sih. Aku ada kerjaan aku
ada penghasilan. Hanya saja tak berkantor seperti orang kebanyakan, jadi banyak
yang mengira pengangguran.
Aku
nggak peduli dengan asumsi orang tentang aku. Mau mereka bilang apa, ya terserah.
Cuma kadang aku ngerasa menjadi freelance seperti ini tidak membuatku
berkembang. Aku jadi nggak punya banyak kenalan baru. Aku jadi nggak punya
banyak teman baru. Link lah istilahnya seperti itu.
Selain
itu, kadang aku ngerasa insecure dengan omongan banyak orang dan ngerasa apa
yang aku pilih saat ini itu adalah jalan yang salah. Harus ikut CPNS biar
gajinya jelas. Harus kerja yang begini harus kerja yang begitu.
Terkadang
juga, saat ada yang nanya, kerjanya apa? Aku bingung menjelaskan. Dijelaskan panjang
lebarpun, banyak yang nggak mengerti dengan kerjaanku. Aku seorang blogger. Aktif
di sosial media. Terkadang aku menerima proyek menuliskan terkait sesuatu atau
terkait sebuah produk.
Terkadang
aku diminta bantu juga untuk mempromosikan barang di akun sosial mediaku. Kadang
aku diminta menulis artikel untuk sebuah website. Ya, kerjaku seputar itu. Emang
sih kalau untuk gaji gak tetap. Kadang kalau lagi banyak proyek, gajinya
lumayan. Kadang kalau lagi sepi, paling sedikit dapetnya itu 400 ribu.
Sekitar
hampir dua tahunan aku bekerja sebagai freelance seperti ini dan banyak sekali
suka dukanya. Mungkin akan aku jabarkan satu persatu sukanya apa dan dukanya
apa. Langsung saja ya, check this out:
Suka Sebagai Seorang Freelance
Kalau
sukanya ya banyak, pertama, aku yang
mengatur waktu aku sendiri. Aku yang menetapkan jam kerja aku sendiri. Aku mau
menyelesaikan proyek itu kapan ya terserah aku, asalkan sebelum deadline yang
telah disepakati.
![]() |
source: kompas |
Ya,
istilah lebih tepatnya, aku bos bagi diri aku sendiri. Kedua, aku nggak perlu bingung pakai baju apa make up seperti apa
pas lagi ngerjain proyek. Kalau orang kantoran kan dituntut untuk rapi bersih,
kalau freelance mah mau sambil dasteran dirumah juga nggak masalah. Mau nggak
mandi juga nggak ada yang marah.
Mau
pakai pakain apapun pas lagi ngerjain proyek itu ya terserah. Yang, ketiga menjadi seorang freelance itu
bisa kerja dimana saja. Mau kerja mendem dikamar doang ya silahkan. Mau sambil
travelling ya boleh-boleh ae. Mau sambil nongki di cafe ya silahkan.
Free
alias bebas mau dimana aja asalkan proyek yang tengah kamu pegang itu
diselesaikan tepat waktu. Keempat, punya
banyak waktu dengan keluarga. Ini penting ya. Keluarga itu penting. Banyakpun uang
yang dikumpulkan jika nggak ada waktu dengan keluarga, rasanya sayang sekali.
Suka
yang kelima, untuk fee sendiri,
kalau proyek yang kamu tangani lagi banyak, bisa-bisa ngalahin gaji orang
kantoran. Gitu juga sebaliknya. Tapi ya itu, nggak tentu perbulannya.
Mungkin
ini salah satu alasan kenapa banyak yang nggak ingin menjadi seorang freelance.
Karna tiap bulan was-was dengan uang yang didapat. Jujur, aku sendiri
merasakannya juga. Apalagi sekarang, aku menanggung biaya kelima adik-adikku.
Dan
masalah ini juga yang terkadang bikin aku mikir, bener nggak sih apa yang aku
pilih saat ini? Yakin nggak nih bakal bisa nopang hidup aku hingga aku
berkeluarga, punya anak, punya cucu, hingga dihari tua nanti?
Nggak
ada dana pensiun. Nggak ada tunjangan hari raya. Nggak ada BPJS
ketenagakerjaan.
Ah,
kayanya bagian keempat ini bisa dikatakan duka
menjadi seorang freelance. Oke deh kita langsung bahas kedukanya aja ya. Pertama kaya poin kelima di bagian
sukanya menjadi seorang freelance tadi, fee tidak menentu. Bisa was-was tiap
bulan terkait fee, apalagi nanti jika kamu kepala keluarga dan punya anak.
Makanya,
aku mikirnya gini, jika hingga nanti jalan hidupku memang ditakdirkan sebagai
seorang freelance, aku harus benar-benar menjadi seorang ‘freelance writers
yang diperhitungkan’. Aku harus bisa membuktikan bahwa blog dan youtube aku
memang pantas untuk diperhitungkan.
Walau
ku akui, setiap tahun pasti akan muncul content-content creator yang lebih muda
dan punya ide yang lebih fresh. Makanya, aku juga lagi mencoba dunia usaha
sejak pertengahan tahun 2019 lalu. Aku juga tengah membuat sebuah bisnis
lainnya yang juga masih berjalan.
Aku
pikir, jika aku serius sekarang, In syaa Allah akan menjanjikan hingga aku
nanti punya anak cucu. Amin. Duka yang kedua,
menjadi freelance writers menurut aku bikin aku kurang punya teman baru. Aku kaya nggak punya kehidupan dengan
orang-orang baru.
Ada
sih kenal orang baru, tapi dari sosial media. Yang aku butuhkan itu seseorang
yang benar-benar ‘nyata’ wujudnya. Aku butuh teman sharing baru. Aku butuh link
baru. Aku butuh orang-orang yang bisa membantu meningkatkan kemampuan
komunikasi aku.
Mungkin
hal ini juga yang akan menjadi pertimbangan buat aku saat ini, selain terkait
fee. Aku tengah berfikir untuk bekerja. Ya, aku mencoba bekerja. Aku udah
ngelamar disalah satu company. Jika memang di 2020 ini, Allah menakdirkan jalan
hidupku untuk merasakan bagaimana rasanya duduk didunia kerja, semoga Allah
permudah. Amin.
Nah,
itu dia suka duka sebagai seorang freelance. Emang lebih banyak sukanya sih, Cuma
aku ingin mencoba pengalaman baru rasanya. Intinya, apapun pekerjaanmu, entah
itu sebagai freelance atau pekerja tetap, lakukanlah dengan sebaik-baiknya dan
jangan lupa dinikmati.
Oke
deh, mungkin segini dulu dari aku terkait suka duka sebagai freelance. Semoga bermanfaat.
Salam sayang, @muthihaura1.
Rabu,
1 Januari 2020. 15.47 WIB.
bekerja sebagai freelance
Abis baca tulisan yang satu, aku coba baca yang lain dan ketemu ini. Abis baca tulisan ini aku jadi pengen nanya "Apakah kamu adalah aku?" soalnya ini relateable banget! Aku pun wisuda udah sejak tahun 2018, sekarang udah 2020, genap sudah 2 tahun aku lepas dari status mahasiswa. Kalau ditanya kerja apa, bingung mau jawab apa karna kalau dijelasin pun orang juga kayak "hah? apaan tuh" yaudahlah hahah.
BalasHapusSemoga tahun ini bisa lekas dapat kerjaan ya. Kalau pun belum, semoga bisa dapat banyak project. Aamiin