Tentang Cinta #9

19.21 muthihaura 0 Comments


Halooo Assalamua’laikum. Gimana kabarnya nih? Kemaren aku nggak ngepost karna ngerasa sok sibuk. Hari ini juga lumayan sibuk, soalnya ikut jualan bareng adik-adik di Gagasan. Beberapa teman Gagasan juga ada yang wisuda, salah satunya mbk Lin.

Aku jualan donat. Start bikin donatnya sejak malamnya, trus di frozenin, paginya baru goreng. Senang sih, walau sempat ada konflik. Oh ya, kali ini aku mau share, kelanjutan cerbung yang dulu-dulu udah pernah aku post.

Ini part 9 nya. Oke langsung saja, check this out:

Baca Juga: TENTANG CINTA #8
Baca Juga: TENTANG CINTA #7

9
            Karla tengah asik memotong-motong kentang dirumah Rica. Kali ini, Rica mengajak Karla untuk membantunya membuat sup untuk anaknya yang katanya sangat menyukai sup. “Baru kali ini Tante ngelihat ada cewek seusia kamu yang bisa memasak.”


            “Ah Tante berlebihan deh. Aku memang udah hoby masak dari dulu Tan.” Jawab Karla yang sudah tidak memanggil Rica dengan sebutan ‘Ibu’ tapi Tante.

tentang cinta
Tentang Cinta. source: google
   “Makanya kamu hebat, mana ada zaman sekarang cewek yang hoby masak. Keluarga kamu pasti senang punya anak cewek seperti kamu.” ucap Rica. Seketika Karla tertegun. 

            Keluarga? Ah, udah lama banget rasanya ia tak mendengar kata itu. Bahkan rasanya ia tak punya keluarga selain Kak Ivin. Karla menghela nafas pelan. Merasakan dadanya sedikit sesak. 

Are you okey, honey?” Rica menghampiri Karla saat melihat raut perubahan diwajah gadis itu. Karla mencoba tersenyum walau terasa senyum itu hambar. Berkali-kali Karla menghela nafasnya.

Rica tampak sangat khawatir. Dibelainya rambut Karla. “Kamu kenapa?” Karla menggelang pelan. “Kayanya aku butuh ke WC dulu Tante.” Ujar Karla saat gadis itu sudah mulai bisa menguasai dirinya.

Rica menelisik wajah Karla. “Tapi kamu nggak papa kan?”

“Tante tenang aja. I am fine. Sakit perut dikit. WC dimana ya Tan?” Karla bangkit dari duduknya. “Dikamar anak Tante aja, WC satu laginya penuh dengan ember cucian.”

“Oke Tan. Dimana ya?” Karla bertanya seolah tak sabaran. “Masuk aja kekamar itu. Entar pasti langsung bisa nemuin WC.” Tunjuk Rica pada sebuah ruang tidur berukuran sedang. Karla mengangguk.
*@muthiiihauraa*

Adit memasuki rumahnya. Dikipas-kipaskannya tangan kanannya didepan wajah. Tenggorokan cowok itu terasa sangat kering. “Ma, aku pulang!” Adit menghampiri Rica dan mencium pipi wanita setengah baya itu. 

Rica tersenyum senang. “Gimana harimu Dit?” Adit meraih gelas dan menuangkan air kedalam gelas. Ditegaknya air itu hingga habis. Tampaknya cowok ini benar-benar merasa kehausan. “Habis ngapain sih? Kok kelihatannya capek banget?”

“Tuh si toska kehabisan bensin! Tu orang kapan ngiriminnya sih Ma?” Adit menggerutu. “Dia Papa kamu, sopanlah! Bagaimana pun karna dia kamu ada didunia ini. Bersabarlah untuk beberapa hari kedepan.”

Adit menghela nafas. “Whatever lah Ma. Aku kekamar dulu ya? Pengen tidur. Lelah banget.” kata Adit. Rica mengangguk. Ada satu hal yang dilupakan wanita setengah baya itu. 

Adit berjalan gontai menuju kamarnya. Setelah sampai, cowok berusia 18 tahun itu langsung merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Adit menggeliat pelan. Dirasakannya tubuhnya sangat pegal. 

Telinga Adit mendengar suara tangisan dari kamar mandinya. Cowok itu mengerjap pelan. Ditatapnya pintu kamar mandi yang tertutup. Shit! Kenapa kuntilanak mainnya dikamar mandi gue sih? Kaya nggak ada tempat lain aja. 

Adit bangkit dari duduknya dan mendekati kamar mandi dengan langkah agak ragu. Karla membasuh wajahnya dengan air. Berharap agar bekas tangisnya tak dilihat oleh Rica. Berkali-kali gadis itu menghela nafas dan kemudian membuka pintu.

“AAAAAAA!” Karla berteriak saat mendapati Adit didepan kamar mandi dengan ancang-ancang hendak berkelahi. “AAAAAAH!” Karla kembali berteriak. Adit kehilangan akal. Dibekapnya mulut Karla dengan tujuan agar gadis itu nggak bisa berteriak. Entar dikira dia ngapa-ngapain Karla lagi.

“Sstt! Jangan berisik. Harusnya gue yang teriak bego! Lo ngapain disini?” Adit membrondong Karla dengan pertanyaan. Gadis itu memberontak. Adit tersadar, buru-buru dilepaskannya bekapan dari mulut Karla.

Karla menghela nafas dan lalu memukul bahu bidang Adit. “Lo mau bunuh gue ha?” tuding Karla sinis. “Lagian ngapain lo disini?” Adit tak kalah sinisnya.

“Harusnya gue yang nanya gitu. Lo ngapain disini?” tanya Karla sembari melipat tangannya didepan dada. Tatapan cewek itu sinis. “Ini kamar gue dan ini rumah gue!”
*@muthiiihauraa*
Grasia membolak-balikkan album photonya. Sesekali senyum manis tersungging dari bibir tipisnya. Hampir lima album yang dimiliki Grasia objeknya hanya satu orang. Yah, hanya Kevin!
I am crazy and I am proud.” Ujar Grasia pelan. Gadis ini sebenarnya sudah tau dengan kebodohan yang ia lakukan untuk seorang Kevin. Kebodohan yang mungkin akan sia-sia. 


            Grasia menyeruput coklat hangatnya dengan nikmat. Cewek itu memandang Farran dengan hati bertanya-tanya. Dirapikannya posisi duduknya.

“Ran? Gimana?” Farran menghela nafas. Sebenarnya perasaan iba menyelimuti hati Farran. Walau bagaimana pun, Grasia adalah sahabatnya sejak kecil. 

“Gimana apanya?” Farran pura-pura bodoh. Grasia menghembuskan nafas kesal. “Nggak lo tanyain ya? Gimana sih lo? Nggak bisa dipercaya banget. Itu lho soal Kevin.” 

“Oh itu. ya ya ya.”

“Ya apa? Gimana?” Grasia tampak terlihat tegang. Diremas-remasnya tissue yang berada ditangannya. “Ran! Cepetan.” Desar Grasia.”Lo itu! sabaran dikit kenapa? Ya dia gitu.”

“Gitu gimana? Akh! berbelit-belit deh lo. To the point ajalah!” 

“Udah ada gadis yang dia suka.” Farran akhirnya mengucapkan kata-kata itu. Ia bisa merasakan apa yang dirasa Grasia. Cewek itu terdiam. Matanya mulai berkaca-kaca.

Grasia menghela nafas. Secercah harapan yang dulu bersemayam dihatinya, seketika pupus begitu saja. “Siapa?” tanya Grasia dengan suara dibuat setegar mungkin, padahal jelas-jelas bergetar. 

“Entahlah. Dia nggak mau bilang.” Grasia menunduk. Gadis itu benar-benar merasakan harapannya hancur. Farran kelihatan tak tega. Diraihnya jemari tangan kanan Grasia.

“Gue tau lo pasti kuat!” Farran membawa Grasia kedalam pelukannya. Membiarkan gadis itu menangis dipundaknya seperti dulu. Membiarkan pundaknya basah oleh tangisan gadis kecilnya yang sudah beranjak dewasa.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap mereka sembari tersenyum.
“Kalian emang pasangan yang cocok.” 

Grasia menghembuskan nafas. Lagi-lagi hatinya terlobangi begitu dalam. Siapa cewek itu? Grasia menatap langit-langit kamarnya. Membiarkan hatinya merasa sakit yang sama sejak mengenal sosok Kevin.
*@muthiiihauraa*
Rica menuangi sup dimangkuk Adit, lalu kemangkuk Karla sembari tersenyum.
“Monggo atuh dimakan!” suruh Rica sembari duduk dan menyuapi sesendok sup kemulutnya. Karla yang tampak tak berserela, buru-buru menyuapi sup itu kemulutnya. Gadis itu sama sekali tak ingin membuat Rica sedih karna makanannya tak Karla sentuh.

“Dit? Kok supnya Cuma diaduk-aduk dong? Makan dong. Sup ini buatan Mama dan Karla lho. Karla hebat! Dia bisa masak.” Puji Rica. Mau tak mau pipi putih Karla bersemu merah.

“Ah, Tante bisa aja. Aku kan Cuma bantuin dikit-dikit.”
“Tau tuh Ma. Biasa aja.” ucap Adit sinis. Karla menghela nafas pelan. Dicobanya menikmati setiap bulir sup yang jatuh dari kerongkongannya. Karla mengakui sup yang dimakannya ini sangat enak, tapi ia benar-benar tak menyangka kalau Adit adalah anaknya Rica.

Karla menghembuskan nafas pelan. “Gimana Kar? Enak kan? Oh ya, Adit ini jago masak brownies lho.” 

“Ah, Mama! Biasa aja.” Karla menangkap raut kemerahan diwajah Adit. Rupanya cowok ini bisa malu juga. Batin Karla. “Iya Tan? Wah, bisa dong Karla minta diajarin. Aku suka banget brownies tapi gatau cara buatnya.” Entah setan dari mana yang membuat Karla berkata begitu.

“Eng maksud a—”
“Wah tentu saja boleh. Adit pasti dengan senang hati ngajarin kamu. Iyakan Dit?” ucap Rica yang memotong perkataan Karla sebelumnya. Adit mengangguk lemas.
“Ya udah. Monggo makanannya diabisin.”
BERSAMBUNG....

Gimana? Kasih kritik dan saran ya. Oke deh mungkin segini dulu. Salam sayang, @muthihaura1.
Selasa, 21 Januari 2020. 19.08 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: