Cita-cita yang ingin aku capai didunia perfilman?

20.57 muthihaura 0 Comments


Hallo, Assalamua’laikum. Gimana kabarnya nih? Udah tanggal tiga aja nih di awal tahun 2020. Gimana targetnya? Sudah ada step by step yang dijalankan untuk menuju impian-impian besarnya? Kalau aku Alhamdulillah sudah mulai memaksimalkan waktu dengan baik.

Sudah mulai menikmati setiap proses-prosesnya. Sudah mendisiplinkan diri untuk kembali membaca buku disetiap harinya. Aku juga berusaha menyelesaikan to do list to do list perhari yang aku buat tiap malam atau tiap pagi.

Dalam tiga hari ini sih Alhamdulillah kerasa lebih produktif. Semoga kedepannya juga akan seperti ini. Amin. 2017 lalu, aku mengikuti workshop perfilman di Medan. Aku mengambil kelas penulisan skenario. Banyak hal-hal luar biasa yang aku alamin selama mengikuti workshop ini. Dan pastinya juga bertemu orang-orang yang luar biasa.

workshop perfilman regional 2
workshop perfilman regional 2 yang aku ikutin 2017 lalu

Mengikuti workshop ini adalah salah satu hal terbaik yang pernah aku alamin. Nah, di 2019 lalu, workshop ini kembali diadakan. Bukan untuk pemulanya lagi, tapi untuk lanjutan. Tentu saja aku ingin kembali belajar terkait skenario film di workshop lanjutan ini. Apalagi bagian dasarnya Alhamdulillah sudah aku pelajari juga di workshop sebelumnya.


Untuk mengikuti workshop lanjutan ini, salah satu syaratnya adalah, aku harus menulis esai dengan tema cita-cita di dunia perfilman. Tapi sayangnya, aku nggak lolos seleksi workshop lanjutan ini huhu. Nggak papa, Allah ngasih apa yang aku butuhkan bukan apa yang aku inginkan, iya kan? Jadi aku share aja deh disini tulisan esai yang aku buat. Semoga ada manfaatnya.

Oke deh langsung saja. Check this out:

Cita-cita yang ingin aku capai didunia perfilman?

            Namaku Muthi Haura, aku seorang yatim piatu dengan lima orang adik. Sejak kecil, aku sangat suka menulis. Beberapa karyaku pernah diterbitkan penerbit mayor, baik itu naskah solo maupun antologi. Tulisan-tulisanku juga pernah beberapa kali muncul dimajalah. Saat kuliah, aku yang seorang gadis pemalu ini memilih Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Broadcasting. Aku memilih konsentrasi broadcasting bukan karena paksaan. Ya, aku mulai jatuh cinta dengan dunia film. 

            Itu yang membuat aku dan kedua temanku mendirikan komunitas film, EMTRI Productions. Ketertarikanku pada dunia film terlebih bagian pembuatan skrip atau scenario membuatku banyak membaca dan mengantarkanku juga mengikuti workshop perfilman tingkat dasar di Medan 2017 lalu. Di workshop itu, aku bertemu dengan sineas-sineas luar biasa. Aku bertemu dengan Slamet Raharjo. Nasehatnya waktu itu masih menamparku hingga saat ini. Beliau bilang: “Kalau kamu masih malas, keluar dari ruangan ini! Anak-anak seni itu bukan anak-anak malas. Mereka dibentuk sedemikian rupa. Jangan pernah banyak meminta, tapi tunjukan potensimu terlebih dahulu.”

            Nampar banget! Trus juga ketemu Mas Pidi dengan kata-katanya: “Belajar itu darimana saja! Dari buku, film, pengalaman, dan lain sebagainya. Jangan malas belajar, apalagi bagi seorang scriptwriter.” Bertemu dengan orang-orang luar biasa membuat energy positifku semakin bertambah. Aku jadi semakin mencintai dunia film. Kalau ditanya cita-cita didunia perfilman? Tentu saja banyak!
           
 Aku ingin menulis banyak skenario yang bermanfaat dan difilmkan. Dari film tersebut, aku ingin membuat muda-mudi Indonesia yang menontonnya dapat termotivasi hingga bisa berprestasi. Ya, aku suka bikin skenario yang bisa memotivasi orang untuk jadi lebih baik lagi. Aku ingin karya-karya filmku tidak hanya terkenal di Indonesia, tapi juga diluar. Aku ingin punya Production House sendiri. Tujuannya ya biar kalau aku punya skenario, bisa di filmkan sendiri.

            Aku ingin karya-karya yang aku tulis dan dijadikan film masuk nominasi. Aku ingin nulis skenario tentang orang-orang pinggiran, mana tau setelah difilmkan, banyak yang membantu orang-orang pinggiran ini. Aku ingin bikin film yang hasil dari film tersebut didonasikan untuk membangun panti asuhan, membangun masjid, dan memperbaiki jalanan-jalanan yang rusak.

            Selain itu, dalam dunia perfilman sendiri, aku ingin membangun lembaga belajar yang khusus belajar pembuatan skenario film, gratis tentu saja, asalkan yang datang untuk belajar itu benar-benar orang yang serius. Ya, itu beberapa cita-citaku didunia perfilman. Bukan cita-cita juga sih, aku menyebutnya impian. Dan impian itu harus diwujudkan. Salah satu caranya, tentu saja dengan terus mengupgrade kapasitas diri. Terus belajar. Terus berproses. Terus mencari banyak pengalaman. 

            Aku selalu percaya bahwa usaha nggak akan pernah mengkhianati hasil. Terus berusaha, pasti ada hasil. In syaa Allah. Salam sineas!  


Nah itu dia essai yang aku buat. Boleh dikritik saran ya. Oke deh segini dulu. Salam sayang, @muthihaura1.
Jum’at, 3 Januari 2020.20.45 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: