Cita-cita yang ingin aku capai didunia perfilman?
Hallo,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya nih? Udah tanggal tiga aja nih di awal tahun
2020. Gimana targetnya? Sudah ada step by step yang dijalankan untuk menuju
impian-impian besarnya? Kalau aku Alhamdulillah sudah mulai memaksimalkan waktu
dengan baik.
Sudah mulai
menikmati setiap proses-prosesnya. Sudah mendisiplinkan diri untuk kembali
membaca buku disetiap harinya. Aku juga berusaha menyelesaikan to do list to do
list perhari yang aku buat tiap malam atau tiap pagi.
Dalam tiga
hari ini sih Alhamdulillah kerasa lebih produktif. Semoga kedepannya juga akan
seperti ini. Amin. 2017 lalu, aku mengikuti workshop perfilman di Medan.
Aku mengambil kelas penulisan skenario. Banyak hal-hal luar biasa yang aku
alamin selama mengikuti workshop ini. Dan pastinya juga bertemu orang-orang
yang luar biasa.
![]() |
workshop perfilman regional 2 yang aku ikutin 2017 lalu |
Mengikuti
workshop ini adalah salah satu hal terbaik yang pernah aku alamin. Nah, di 2019
lalu, workshop ini kembali diadakan. Bukan untuk pemulanya lagi, tapi untuk
lanjutan. Tentu saja aku ingin kembali belajar terkait skenario film di
workshop lanjutan ini. Apalagi bagian dasarnya Alhamdulillah sudah aku pelajari
juga di workshop sebelumnya.
Untuk mengikuti
workshop lanjutan ini, salah satu syaratnya adalah, aku harus menulis esai
dengan tema cita-cita di dunia perfilman. Tapi sayangnya, aku nggak lolos
seleksi workshop lanjutan ini huhu. Nggak papa, Allah ngasih apa yang aku
butuhkan bukan apa yang aku inginkan, iya kan? Jadi aku share aja deh disini
tulisan esai yang aku buat. Semoga ada manfaatnya.
Oke deh
langsung saja. Check this out:
Cita-cita yang ingin aku capai didunia
perfilman?
Namaku
Muthi Haura, aku seorang yatim piatu dengan lima orang adik. Sejak kecil, aku
sangat suka menulis. Beberapa karyaku pernah diterbitkan penerbit mayor, baik
itu naskah solo maupun antologi. Tulisan-tulisanku juga pernah beberapa kali
muncul dimajalah. Saat kuliah, aku yang seorang gadis pemalu ini memilih
Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Broadcasting. Aku memilih
konsentrasi broadcasting bukan karena paksaan. Ya, aku mulai jatuh cinta dengan
dunia film.
Itu
yang membuat aku dan kedua temanku mendirikan komunitas film, EMTRI
Productions. Ketertarikanku pada dunia film terlebih bagian pembuatan skrip
atau scenario membuatku banyak membaca dan mengantarkanku juga mengikuti
workshop perfilman tingkat dasar di Medan 2017 lalu. Di workshop itu, aku
bertemu dengan sineas-sineas luar biasa. Aku bertemu dengan Slamet Raharjo.
Nasehatnya waktu itu masih menamparku hingga saat ini. Beliau bilang: “Kalau
kamu masih malas, keluar dari ruangan ini! Anak-anak seni itu bukan anak-anak
malas. Mereka dibentuk sedemikian rupa. Jangan pernah banyak meminta, tapi
tunjukan potensimu terlebih dahulu.”
Nampar
banget! Trus juga ketemu Mas Pidi dengan kata-katanya: “Belajar itu darimana
saja! Dari buku, film, pengalaman, dan lain sebagainya. Jangan malas belajar,
apalagi bagi seorang scriptwriter.” Bertemu dengan orang-orang luar biasa
membuat energy positifku semakin bertambah. Aku jadi semakin mencintai dunia
film. Kalau ditanya cita-cita didunia perfilman? Tentu saja banyak!
Aku
ingin menulis banyak skenario yang bermanfaat dan difilmkan. Dari film
tersebut, aku ingin membuat muda-mudi Indonesia yang menontonnya dapat
termotivasi hingga bisa berprestasi. Ya, aku suka bikin skenario yang bisa
memotivasi orang untuk jadi lebih baik lagi. Aku ingin karya-karya filmku tidak
hanya terkenal di Indonesia, tapi juga diluar. Aku ingin punya Production House
sendiri. Tujuannya ya biar kalau aku punya skenario, bisa di filmkan sendiri.
Aku
ingin karya-karya yang aku tulis dan dijadikan film masuk nominasi. Aku ingin
nulis skenario tentang orang-orang pinggiran, mana tau setelah difilmkan,
banyak yang membantu orang-orang pinggiran ini. Aku ingin bikin film yang hasil
dari film tersebut didonasikan untuk membangun panti asuhan, membangun masjid,
dan memperbaiki jalanan-jalanan yang rusak.
Selain
itu, dalam dunia perfilman sendiri, aku ingin membangun lembaga belajar yang
khusus belajar pembuatan skenario film, gratis tentu saja, asalkan yang datang
untuk belajar itu benar-benar orang yang serius. Ya, itu beberapa cita-citaku didunia
perfilman. Bukan cita-cita juga sih, aku menyebutnya impian. Dan impian itu
harus diwujudkan. Salah satu caranya, tentu saja dengan terus mengupgrade
kapasitas diri. Terus belajar. Terus berproses. Terus mencari banyak
pengalaman.
Aku
selalu percaya bahwa usaha nggak akan pernah mengkhianati hasil. Terus
berusaha, pasti ada hasil. In syaa Allah. Salam sineas!
Nah itu dia essai yang aku buat. Boleh
dikritik saran ya. Oke deh segini dulu. Salam sayang, @muthihaura1.
Jum’at, 3 Januari 2020.20.45 WIB.
0 komentar: