3 Pelajaran Berharga dari Webtoon Killstagram
Hidup
itu adalah proses pembelajaran. Saat kita kecil, kita belajar merangkak. Belajar
mengeja kata. Belajar berjalan. Seiring berjalannya waktu, hal yang kita
pelajari semakin beragam. Mulai dari pembelajaran di sekolah, bahkan juga dari
TV atau media sosial yang kita punya.
Aku
selalu ngerasa bahwa setiap apa yang kita alami itu adalah sebuah proses
pembelajaran. Pahit sekalipun, karna dari situlah aku dituntut untuk dewasa. Untuk
berfikir bahwa ‘Oh Allah ngasih aku begini agar aku belajar hal seperti ini’, ‘Allah
nyuruh aku begitu karna menurut Allah, disitu tempat terbaik untukku’, dan
berbagai pembelajaran-pembelajaran lainnya.
Tak
terkecuali dari webtoon. Aku bukan pecinta komik. Bukan pecinta webtoon. Dulu aku
sempat download, lalu kemudian berakhir aku hapus kembali. Tapi disekitaran
tahun 2019, aku kembali mendownload webtoon karna C menyarankan aku sebuah
komik webtoon yang menurutnya bagus.
Waktu
itu bermula disaat aku mengupload terkait hal-hal privasiku di sosial media,
lalu C mengingatkan. Katanya, mending jangan terlalu di umbar. Kita nggak tau
bahaya apa yang bakal mengancam nantinya. C memberiku rekomendasi webtton
Killstagram.
Aku
percaya pada C. Sama seperti aku percaya pada kata-katanya. Itu yang membuat
aku membaca webtoon killstagram dari awal hingga tamat. Btw, Killstagram udah
tamat beberapa hari yang lalu dan jujur, aku belajar banyak dari webtoon ini.
Sebelum membahas lebih lanjut terkait pelajaran yang aku dapat dari
killstagram, ada baiknya aku kenalkan sedikit tentang webtoon ini dulu ya.
Webtoon
Killstagram ini bergenre thiller. Yap, kita sebagai pembaca dibikin tegang disetiap
partnya. Ditambah musiknya yang pas banget dengan situasi yang sedang
digambarkan. Di part-part sudah mulai menegangkan hingga part akhir.
Pemain
utamanya ada Doremi. Gadis cantik nan yatim piatu. Dari kecil, ia selalu tak
punya siapa-siapa. Orang-orang yang mendekatinya, pasti selalu ingin berniat
jahat pada Remi hingga kemudian Jia muncul sebagai sahabat Remi. Hanya Jia yang
benar-benar tulus pada Remi. Selain Remi dan Jia, ada juga Doha.
Doha
seorang lelaki ganteng yang ternyata aaah nggak mau spoiler haha. Baca aja
sendiri kalau penasaran. Pemain lainnya yang termasuk berperan penting adalah
Lee Mankap. Lee Mankap berpenampilan buruk rupa hingga semua orang takut
padanya, termasuk Remi. Bisa dibilang kalau Lee Mankap ini juga memiliki
keterbelakangan mental.
Webtoon
Killstagram sendiri dirilis awal pada 12 Mei 2019 di Webtoon Indonesia. Pada tau
nggak asal webtoon Killstagram ini darimana? Yap, Korea dengan penulisnya
Ryeong. Webtoon Killstagram ini awalnya rilis di Naver Webtoon loh. Killstagram
sendiri terdiri dari satu prolog, satu epilog, dan 42 episode.
Webtoon
ini menceritakan sosok si cantik Remi yang selalu mengupload terkait dirinya di
sosial media, terutama instagram. Bahkan hal-hal pribadipun di upload Remi di
akun instagramnya. Hingga kemudian, Remi ternyata juga menjadi salah satu target
pembunuhan berantai melalui jejaring instagram.
![]() |
Remi dan Doha. source: google |
Lalu
muncullah Doha, juga Lee Mankap. Dan kemudian diculiknya Jia. Ah pokoknya ini
webtoon kagak ketebak alurnya. Kita pembaca dibawa muter-muter. Awalnya mikir
bakal gini, eh ternaya yang terjadi nggak begitu.
Emosi
pembaca juga dipermainkan sedemikian rupa. Kalau aku pribadi sih, terkadang
ikutan kesal dengan alur ceritanya. Terkadang tegang karna Remi bersiteru
dengan pembunuhnya. Kadang juga aku bilang ke diri aku sendiri, ih kok bisa
gitu sih?
Nano-nano
deh buat ceritanya. Jempolan deh. Nah, ini dia 3 pelajaran berharga dari
webtoon killstagram. Sebenarnya masih banyak pelajaran lainnya, tapi cukup aku
rangkum tiga dulu. Pertama, jangan
terlalu mengumbar hal-hal pribadi kita di sosial media. Kita nggak tau mungkin
saja ada yang nggak suka dengan apa yang kita posting.
Atau
ada yang menjadi fans berlebihan terhadap diri kita di sosial media. Makanya,
aku lagi ngurang-ngurangin ngapload aktifitas atau hal-hal pribadi di sosial
media. Susah sih mengingat kerjaan aku semuanya berhubungan dengan sosial
media, apalagi di blog ini udah banyak banget aku cerita tentang aku. Tapi In
syaa Allah aku masih tau batas kok.
Aku
sekarang lebih seringnya Cuma ngupload seputar kerjaan. Kalaupun ngapload di
tempat makan atau di suatu tempat gitu, aku ngaploadnya pas aku udah nggak di
lokasi itu. Maksudnya gini, misal jam 11 siang aku ke hokben dan aku baru balik hokben jam 14. Kemungkinan aku bakal
upload jam 16-an gitu.
Jadi
aku ngapload sesuatu nggak pas di lokasi, kecuali pas lagi liputan event atau
pas lagi ada grand opening ya. Bahkan bisa juga, aku ngaploadnya tiga atau
empat hari kemudian. Intinya nggak pas lagi di lokasi. Aku juga menghindari
ngapload keluarga dan pasangan.
Kedua, jangan terlalu percaya kepada orang lain, bahkan
kepada orang terdekat kita sekalipun. Aku bukannya ngajarin untuk nggak percaya
ke orang ya. Cuma kudu ada filternya juga. Ada saat dimana kamu bisa percaya,
ada juga nggak. Karna pada nyatanya, dari yang aku baca di webtoon killstagram
ini, orang terdekat yang justru ah sudahlah haha.
Nggak
mau spoiler pokoknya. Yang penting, jangan terlalu percaya aja. Harus tetap ada
filter. Dan yang ketiga a.k.a yang
terakhir nih, jangan jadi netizen julid, Mut! Ini point terpenting juga nih. Jangan
julid! Jangan sampai ketikan kita di sosial media akan menyakiti orang lain.
![]() |
source: google |
Jangan
sampai kata-kata yang kita tulis di akun sosial media orang lain akan membuat
orang tersebut merasa ‘sakit’ yang berbuntut bunuh diri. Ingat, nggak hanya
kita yang punya hati. Nggak hanya kita yang ingin dimengerti. Nggak hanya kita
yang berhak hidup di dunia ini. Mereka sama seperti kita. Juga punya hati. Juga
manusia.
Jika
ingin diperlakukan baik, maka perlakukanlah orang lain dengan baik. Jika ingin
dihargai, maka hargailah orang lain. Jika ingin julid, coba tahan. Coba bawa ke
diri kita sendiri jika kita yang menerima kata-kata ‘pedas’ tersebut? bagaimana
rasanya? Sakit nggak? Gitu juga yang orang lain rasakan.
Jadi
mari memanusiakan manusia. Self reminder buat diri aku sendiri ya. Oke deh,
mungkin segini dulu sharing dari aku terkait 3 pelajaran berharga dari webtoon
killstagram. Yuk jadi lebih baik, karna yang menulispun tak lebih baik dari
pada yang membaca. Salam sayang dariku, @muthihaura1.
Selasa,
25 Februari 2020. 18.06 WIB.
Nice tips mba, utamanya jangan hanya ingin dimengerti - ya karena kita bukan pusat semesta.
BalasHapusTtg komik waktu kecil suka baca semua genre, sekarng hanya suka yang lucu2 aja, karena hidup saya udah cukup pait. Eh apa sih heheehe