3 Pelajaran Berharga dari Film Teman Tapi Menikah

20.59 muthihaura 0 Comments


Kita nggak akan pernah bisa mengendalikan kejadian yang terjadi dalam hidup kita. Kita nggak akan bisa mengendalikan komentar orang terhadap diri kita. Kita nggak akan bisa mengendalikan orang-orang agar menyukai dan satu pemikiran dengan kita. Ya, nggak akan bisa. Yang bisa kita kendalikan adalah respon kita terhadap apa yang terjadi.

Seperti halnya saat ini. ditengah merebaknya virus Covid-19, kita nggak bisa mengendalikannya untuk langsung lenyap begitu saja, tapi kita bisa mengendalikan diri kita untuk nggak keluar rumah jika itu nggak terlalu penting. Selain itu, kita juga bisa mengendalikan diri kita untuk produktif atau tidak.

Dan aku memilih untuk lebih produktif, terutama produktif menghasilkan konten. Memang saat ini, focusku lebih banyak tersita ke youtube, tapi bukan berarti aku melupakan blog ini. Sama sekali nggk. Aku bertumbuh bersama blog ini, lantas alasan apa yang membuat aku meninggalkannya?


Sekitar hampir dua mingguan yang lalu, aku menonton film ‘Teman Tapi Menikah’. Film lama sih, Cuma aku baru menonton. Aku memilih menonton film ini karna aku ngerasa kayanya ceritanya bakal relavan dengan kehidupan aku. Ya, aku dan C dulunya juga Cuma temenan hingga kemudian berusaha untuk berkomitmen.

Ada banyak pelajaran dari film Teman Tapi Menikah ini, tapi kayanya kita bahas terlebih dahulu terkait film ini ya.

Mengenal Film Teman Tapi Menikah
Film Teman Tapi Menikah ini rilis pada 28 Maret 2018. Iya memang aku ketinggalan banget wkwk. Aku memang nggak terlalu update dengan dunia perfilman. Bisa dikatakan, aku bukan pecinta film haha. Padahal aku anak broadcasting yang ‘laboratorium’nya itu adalah hal-hal berkaitan dengan dunia perfilman.

teman tapi menikah
source: tabloidbintang


Baca Juga: BROADCASTING

Tapi akhir-akhir ini lagi gencar-gencarnya nonton film atau webseries, soalnya diamanahkan dari kantor untuk bikin webseries In syaa Allah. Tentu saja nunggu keadaan wabah corona membaik. Kantor? Pasti kalian berfikiran seperti itu bukan? Seorang Muthi Haura yang katanya lebih ingin bekerja freelance, akhirnya ngantor? Entar deh ya aku cerita di postingan lainnya haha.


Balik lagi ke film Teman Tapi Menikah, film ini disutradarai oleh Rako Prijanto dengan pemeran utamanya Adipati Dolken sebagai Ditto dan Vanesha Prescilla sebagai Ayudia Bing Slamet. Film ini memiliki alur yang lumayan susah ditebak. Aku pikir si Ayudia bakalan beneran nikah dengan pacarnya, eh ternyata ternyata teryata teryata, tonton sendiri deh pokoknya haha. Nggak mau spoiler.


3 Pelajaran Berharga dari Film Teman Tapi Menikah
Dari film ini, aku dapat menyimpulkan bahwa persahabatan antara lelaki dan perempuan itu bullshit. Bohong kalau bilang tanpa perasaan lebih sekedar ‘sahabat’. Entah cowoknya yang menyimpan rasa atau bahkan mungkin si cewenya. Atau justru keduanya. Aku juga jadi bisa nyimpulkan bahwa jika seorang laki-laki sudah jatuh cinta, seplayboy apapun laki-laki ini, ia tetap tidak akan bisa berpaling. Dihatinya Cuma perempuan yang benar-benar dicintainya itu.

Pelajaran pertama yang aku dapat dari film ini adalah, jadikan orang-orang yang kita sayang itu sebagai motivasi agar kita bisa lebih maju. Seperti halnya Ditto yang menjadikan Ayu motivasi hingga ia bisa sukses. Sebenarnya nggak terlalu bagus sih jika motivasi itu datangnya dari luar. Nggak akan bertahan lama. Bagusnya memang motivasi dari dalam diri sendiri, tapi aku rasa, nggak ada salahnya juga sih.

Cuma harus tau konsekuensi bahwa jika orang yang kamu jadikan motivasi itu meninggalkanmu atau membuatmu terluka, kamu akan patah sepatah-patahnya. Kamu akan merasa sangat terluka. Semua itu kembali ke diri masing-masing sih. Pelajaran kedua yang aku dapat adalah bahwa laki-laki ataupun perempuan harus bisa jujur dengan perasaannya sendiri.

Memang sih dalam persahabatan, mengutarakan itu mempunyai konsekuensi yang ‘berat’. Antara pilihan diterima atau justru malah dijauhi nantinya, tapi beginilah hidup. Kamu mengungkapkan, kamu akan merasa sakit jika ditolak. Kamu nggak mengungkapkan, kamu juga akan merasa sakit jika melihat dia jalan sama orang lain. Atau saat mendengarkan kisah cintanya dengan orang lain.

Yap, ibarat makan buah simalakama. Ribet sih memang jika dari teman atau sahabat itu kemudian menjadi cinta. Awal-awal dekat dengan C, aku juga sempat merasakan ketakutan itu. Kami dekat, sahabatan, lalu bohong kalau aku bilang rasa itu nggak muncul. Btw, trimakasih untuk C udah mau jadi sahabat, teman, partner yang sungguh bertanggung jawab sama aku.

Trimakasih udah sayang aku. Udah banyaklah bantuin aku. Yuk kita sukses sama-sama ya. Pelajaran ketiga yakni harus percaya takdir Allah, jika seseorang itu memang jodohmu, senggak mungkin apapun, pasti akhirnya Allah satukan. Semustahil apapun pasti tetap akan bersama. Tulang rusuk tak akan pernah ketukar.

Aku dan C pun belum tentu berjodoh, tapi semoga saja. Tolong bantu aminkan ya, Trimakasih. Doa terbaik juga untuk kalian. Oke deh. Mungkin segini dulu. Semoga bermanfaat ya. Salam sayang, @muthihaura1.
Rabu, 1 April 2020. 20.59 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: