Ramadhan ditengah Pandemi
Halo
teman-teman. Assalamua’laikum. Udah lama rasanya nggak menyapa teman-teman
disini. Iya, aku memang sok sibuk dan sangat amat merasa malas untuk nulis. I
don’t know why huhu ;’) Entahlah, aku kaya malas banget ngurusin blog. Aku Cuma
rutin upload youtube di channel aku dan aku mengabaikan blog ini.
So
sad banget ;’) Padahal blog ini udah menemani sejak Juli 2013 dan dengan
teganya aku telantarkan. Malam ini setelah berbuka puasa, aku ngedit video
youtube. Pas udah dipertengahan jalan upload video, mendadak paket habis.
Sepertinya ini salah satu pertanda bahwa aku harus nulis.
Aku
harus ngisi blog ini dengan tulisan-tulisan organik kembali. Aku rindu curhat
ngalor ngidul tentang apa saja di blog ini. Tapi memaksa diri untuk nulis blog
itu rasanya susah ;’) Susah banget. Kaya ada tarikan hp untuk main hp trus.
Apalagi sekarang aku pakai paket limited, jadi daya tarik hp semakin kuat.
Tapi
aku bertekad nggak akan kaya gini lagi. Aku nggak mau nelantarin blog kaya gini
lagi. Aku bakal reschedule jadwal posting blog. In syaa Allah diusakan
konsisten tiga kali dalam seminggu. Semoga ya, Mut. Kudu diusahakan. Oh ya,
jadi kepanjangan nih curhatnya. Gimana puasa dihari pertamanya teman-teman?
Gimana
rasanya puasa ditahun ini? Nano nano ya huhu. Senang karna dikasih kesempatan
berada dibulan suci ini, sedih karna nggak terlalu bisa ‘melaksanakan ritual’
puasa seperti tahun-tahun dulu. Nggak ada tarawih di masjid. Nggak ada belanja
takjil. Nggak ada buka bareng teman-teman. Nggak ada yang kaya gitu ;’)
Sedih
banget. Yang lebih sedihnya lagi, katanya, sholat idul fitri ditiadakan. Mudik
dilarang. Mau keluar rumah aja was-was karna pandemi ini, apalagi
ngumpul-ngumpul. Rasanya ramadhan ditengah pandemi gini menyedihkan bagiku.
Tapi
dibalik semua ini, aku yakin ada hikmahnya juga. Semoga ada hikmah yang baik
untuk kita semua. Semoga juga pandemi ini segera berlalu. Pengen beraktifitas
dengan normal. Pengen keluar rumah tanpa was-was. Terlepas dari semua itu, bagi
aku pribadi yang introvert gini, pandemi ini bisa jadi alasan buat aku nggak
ketemu orang ramai.
Bisa
jadi alasan buat aku untuk nggak keluar rumah dan work from home. Sejak wisuda
April 2018 lalu, aku memang memilih untuk bekerja dari rumah. Aku memilih
mengembangkan blog, youtube, dan bisnis yang aku punya.
Baca Juga : WISUDA
Tapi
makin kesini, entah kenapa aku ngerasa bahwa dirumah aja nggak bikin aku
berkembang. Aku butuh bersosialisasi. Aku butuh ketemu orang. Akhirnya di Maret
lalu kalau nggak salah, aku menerima tawaran teman aku untuk bekerja
dikantornya. Kebetulan di kantornya lagi nyari orang.
Karna
satu dan beberapa alasan lainnya, aku mengiyakan. Aku butuh mencari pengalaman
baru. Walau begitu, kerja di kantor gitu, statusku tetap freelance. Aku bebas
ke kantor kapan aku mau diluar meeting. Kalau meeting mah ya pasti kudu datang
haha.
Ini
salah satu alasan kenapa aku mau bekerja disana, karna status freelance itu,
aku masih bisa ngurusin channel youtube aku. Ngurusin blog aku dan bisnis aku
juga. Kurang lebih gitu deh. Aku nggak mau cerita terlalu banyak terlebih
dahulu terkait kerjaan aku. Nanti aja di postingan yang berbeda ya hehe.
Kayanya
postingan ini abstark isinya. Nggak terlalu sesuai judul, tapi bodo amatlah ya.
Yang penting aku lagi pengen mengeluarkan uneg-uneg yang ada di kepala aku.
Oya, menurut teman-teman sendiri, bagaimana sih rasanya ramadhan ditengah
pandemi gini? Ada senangnya nggak? Atau lebih banyak sedihnya.
Ini
baru hari pertama ramadhan, semoga kita bisa menyelesaikan ramadhan ini dengan
baik ya. Tetap jaga kesehatan. Tetap produktif. Eh pada ngerasa nggak sih bahwa
rencana-rencana atau plan-plan yang kita buat diawal tahun kudu banyak di set
ulang. Kudu banyak di reschedule ulang.
Aku
sih iya, Cuma nggak terlalu. Nggak semuanya di set ulang, soalnnya, emang
kebanyakan target-target aku tahun ini Alhamdulillah bisa dikerjakan dirumah.
Cuma plan si C yang banyak kudu di setting ulang. C yang aku khawatirkan,
soalnya plan-plan dia juga menyangkut aku haha.
Satu
lagi nih, entah harus bersyukur atau bagaimana, tahun ini kayanya bakal minim
mendapatkan pertanyaan ‘kapan nikah’. Di umur menjelang 25 tahun gini,
pertanyaan kapan nikah itu menjadi momok yang bikin gedeg. Kesal banget kalau
banyak yang nanya gitu.
Kalau
dituruti kapan pengen nikahnya, ya pengen lah, Cuma belum ditahun ini, soalnya
masih banyak plan yang harus diselesaikan. Tapi entahlah ya jika Allah
berkehendak lain. Itu Cuma plan aku, jika Allah merubahnya, aku sebagai manusia
biasa ini mesti apa, iya kan?
Aku
selalu percaya kok bahwa apapun yang Allah tetapkan pada aku dan keluargaku
saat ini, itulah yang terbaik. Aku dan kita semua sebagai manusia ini Cuma bisa
berusaha sebaik-baiknya terhadap plan yang kita inginkan. Terkait hasil akhir,
itu rencana Allah.
Oke
deh, mungkin segini dulu curhatan nggak jelas dari aku. Yang melenceng banget
dari judul. Salam sayang dan rindu, @muthihaura1.
Jum’at,
24 April 2020. 22.11 WIB.
0 komentar: