Kenapa Suka Masak?
Halo
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya nih teman-teman semua? Semoga sehat selalu
ya. Tetap jaga kesehatan. Semoga kita semua dilindungi oleh Allah amin. Malam ini
entah kenapa agak puyengan akunya. Kayanya gara-gara kelamaan natap layar
handphone nih haha.
Radiasi
hp ini emang bikin kepala pusing kali ya. Tapi aku maksain buat nulis. Aku kan
targetnya one day one post untuk blog ini. Kemaren nggak kecapai karna keasikan
main hp. Huhu. Terkadang hp bikin nggak produktif. Seharian full tadi juga
sibuk ngurusin rumah, jadi nggak sempat nulis.
Iya,
sok sibuk memang, padahal lagi nggak sholat. Seharusnya banyak waktu yang bisa
dimanfaatkan dengan baik. Ah, self reminder banget buat aku agar bisa manage
waktu dengan baik. Beberapa minggu yang lalu, salah seorang adik tingkat datang
kerumah. Dia main-main ke dapur aku sambil nyeletuk: “Sejak kapan kakak suka
masak? Kok bisa tiba-tiba bikin ig @dapurhauraa? Perasaan dulu nggak ada
ngepost-ngepost masak? Bla bla bla.”
Sebenarnya
pertanyaan ini udah sering juga mampir ke aku. Sejak kapan suka masak? Sejak kapan
belajar masak dan lain sebagainya seputar masak memasak plus dunia perdapuran. Nah,
di post ini, aku penge cerita sedikit kenapa aku suka masak. Sejak kecil, entah
kenapa, aku suka banget nonton master chef Indonesia.
Baca Juga: MASTER CHEF INDONESIA
Ingat
banget dulu itu master chef tayang jam 14-an di RCTI hari Sabtu Minggu. Eh bener
nggak? Aku pasti selalu pantengin tuh. Yang paling aku ingat banget itu pas
seosion entah keberapa, pokoknya ada Yulia Baltschun, Luvita, dan lain
sebagainya. Di seosion ini, aku jagoin Luvita dan ternyata Luvita menang. Senang
banget dong aku padahal nggak kecipratan apa-apa haha.
Walaupun
suka nonton master chef, aku tetap aja nggak bisa masak. Serius. Cuma suka
nonton, tapi nggak eksekusi. Nyatat resep juga suka, tapi nggak eksekusi juga
wkwk. Ditahun 2012, lebih tepatnya September 2012, umi meninggal. Tentu saja
ini cambuk besar bagi aku yang anak pertama perempuan.
Saat
itu aku masih kelas 11 SMA. Kebetulan dirumah bareng nenek juga. Jadi sejak
kecil, selain diasuh aba umi, aku dan adik-adik juga diasuh nenek. Jadi sejak
umi meninggal, aku sering bantu nenek masak. Beberapa kali juga aku yang masak.
Tapi basicnya itu basic banget, kaya Cuma masak telur dicabein. Ikan dicabein. Pokoknya
semua dicabein, Cuma rasa cabenya pun kadang gosong. Pokoknya ngelihat cabe
yang aku masak itu nggak berselera deh.
1
Juni 2014, pukulan berat datang lagi, nenek meninggal. Otomatis dirumah, aku
perempuan tertua yang mau nggak mau kudu ngambil alih tugas rumah tangga. Saat 2014
itu, aku semester 2-3 dikampus. Sejak itu, semua tugas rumah aku yang megang
plus harus bagi waktu untuk kuliah. Harus bagi waktu juga untuk freelance,
karna aku freelance writer.
Baca Juga: BEKERJA SEBAGAI FREELANCE
Trus
juga harus bagi waktu untuk organisasi. Memang sejak awal kuliah, aku aktif
berorganisasi, salah satu organisasi yang aku ikutin hingga akhir perkuliahan
adalah LPM Gagasan. Nggak hanya itu, di LPM, aku dipercaya menjadi Pimpinan
Redaksi selama dua periode.
Baca Juga: ARTI GAGASAN BAGIKU
Menjadi
pimpinan tentu saja menambah ‘beban’. Aku juga harus berkali-kali menyesuaikan
waktu agar semua termanage dengan baik. Nah, sejak nenek meninggal ini, aku
juga belum bisa dikatakan ahli dalam masak memasak. Aku nggak kenal food preparation sehingga belanjaan itu
banyak yang busuk dikulkas, trus terbuang percuma.
Aku
nggak bisa masak gulai. Masak aku masih basic, sampai-sampai adik bungsuku yang
selalu bawa bekal kesekolah bilang gini: “Kak, tadi teman Dani minta lauk, trus
katanya nggak enak. Cabenya gosong.”
Ya
Allah ngingat itu aku ngerasa bersalah karna nggak ngasih makanan yang enak
buat adik-adikku dan buat ayahku. Ditahun 2016, aku KKN di Desa Pulau Jambu
Cerenti Kuantan Singingi. Teman-temanku pada jago masak. Dari sini deh muncul
kesadaran dan aku bilang ke diri aku bahwa aku belajar masak. Bahwa aku harus
pintar masak.
Baca Juga: KKN
Sejak
pulang KKN di 2016 itu, aku mulai belajar masak. Mulai kenal food preparation. Mulai
baca caranya baking. Mulai suka dunia perdapuran deh. Apakah aku langsung ahli?
Oh tentu saja nggak, karna semuanya itu butuh proses. Berkali-kali aku masak,
berkali-kali rasanya itu aneh, tapi hal itu nggak buat aku berhenti untuk
mencoba.
Di
tahun 2019, aku terpilih untuk mengikuti pelatihan di UPTLK kelas Tata Boga. Senang? Pasti! Disini aku
belajar banyak hal dari dasar-dasarnya. Disini juga aku kenal teman-teman yang
satu ‘aliran’ sama aku. Yap, yang sama-sama suka masak dan ingin belajar
terkait dunia masak memasak.
![]() |
Pie brownies masakanku. Cek resep di channel youtubeku |
Disaat
pelatihan ini, aku mulai PD untuk ngeup photo-photo hasil masakan aku. Aku juga
jadi PD untuk bawakan makanan yang aku masak untuk adik-adik disekre Gagasan
waktu itu. Atau ngajakin teman makan dirumah. Iya, baru PD. Dulu-dulu nggak PD,
karna aku terlalu takut mendengar komentar orang.
Disaat
pelatihan juga, aku mutusin buat instagram baru dengan user name @dapurhauraa. Di
instagram itu, aku nemu banyak teman-teman online yang hoby masak, hoby
bersihin rumah, hoby berkebun, dan hal-hal positif lainnya. Tentu saja, membuat
aku juga semakin berpacu untuk terus mengembangkan diri dalam dunia masak
memasak.
Akhirnya,
aku juga mulai up resep-resep di channel youtube aku. Dan hingga saat ini, aku masih terus belajar masak. Aku sama sekali
nggak bilang kalau aku ahli. Aku hanya seorang pembelajar dan akan selalu
belajar dalam dunia masak memasak ini.
Lagian
aku percaya bahwa, salah satu hal yang membuat laki-laki menetap adalah dari
masakan kita. Trus juga, jika kelak aku punya anak. Aku ingin anak-anakku merindui
masakanku dikala mereka jauh dariku. Hehe sesimple itu.
Oke
deh, segini dulu cerita dari aku. Ayo belajar masak bareng. Salam sayang,
@dapurhauraa.
Jum’at,
1 Mei 2020. 20.55 WIB.
0 komentar: