Menjelang 25
1
Juni nanti, usiaku genap 25 tahun. Semua perasaan itu kaya berkecamuk. Perasaan
takut, sedih, badmood, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Semua
kejadian-kejadian masa lalu juga kemudian menghampiri.
Semua
kekecewaan hidup kembali mampir dibenak. Nyesek? Banget! Umurku mendekati 25, tapi
aku udah ngalamin berbagai macam perasaan yang bikin kecewa. Mungkin menurut
kalian tak seberapa, tapi cukup menampar seorang Muthi Haura. Aku sudah tidak
punya orang tua, yatim piatu.
Baca Juga: HELLO 24
Aku
tidak bisa ini tidak bisa itu. Aku nggak begini nggak begitu. Semua kenyataan
itu benar-benar membuatku kecewa. Kalau boleh jujur, aku kecewa dengan semua
aspek dalam hidupku. Ya, kalian boleh judge bahwa aku orang yang kurang bersyukur.
Kalian boleh judge bahwa ternyata aku tidak seoptimis dan sestrong yang kalian
fikir.
Tapi
tenang saja, izinkan aku sekali ini untuk memperlihakan bahwa aku rapuh. Ya
sekali ini saja. Aku kecewa dengan banyak hal dalam hidup ini. Banyak hal
sampai aku susah untuk mengungkapkannya. Kenapa begini? Kenapa aku nggak bisa
begini? Kenapa aku nggak bisa ngelakuin hal ini?
Kenapa
aku nggak seperti orang lain? Kenapa aku nggak bisa kaya orang lain? Kenapa aku
nggak dapetin perhatian seperti itu? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Melihat status
sosial media orang-orang semakin membuatku down. Semakin membuatku
membanding-bandingkan hidup. Kenapa dia seberuntung itu? Kenapa dia mudah
dapetin apa yang dia mau? Kenapa kok kayanya hidup dia enak? Kenapa? Kenapa?
Kenapa
prosesku terkadang bikin aku ingin menyerah? Kenapa sesakit ini? Aku pengen
begini aku pengen begitu. Dulu didalam fikiranku, berada di usia 25 itu, aku
sudah dipuncak kesuksesan. Kerjaan mentereng, punya mobil, punya rumah, puberty
goals, keluarga sehat, sudah menikah, dan punya anak. Hidup yang beruntung
bukan?
Tapi
sayangnya semua itu bullshit. Nyatanya diambang memasuki usia 25 ini, aku
bahkan belum mendapatkan banyak hal yang menjadi standart aku atas kesuksesan.
Ya, kalian akan bilang, itu proses, sabar. Tiap orang ada masanya, tiap masa
ada orangnya.
Ya
ya, itu juga kalimat yang sering aku lontarkan ke orang-orang dan ke diri aku
sendiri. Aku percaya akan hal itu, tapi untuk kali ini, biarkan aku mengeluh.
Aku hanya ingin mengeluh! Biar lega. Cuma sekali ini saja kok. Ternyata hidup
menjelang seperempat abad gini menimbulkan berbagai macam ketakutan.
Menimpulkan berbagai macam kegamangan.
Aku
takut menghadapi masa depan. Aku takut dengan berbagai macam kemungkinan. Akh,
aku memang pengecut! Tapi apapun itu, aku akan terus jalanin sebisa dan semampu
aku. Aku akan berusaha untuk terus melakukan yang terbaik. Aku tau nggak akan
mudah, tapi bukan berarti nggak bisa kan?
Yap,
sesi mengeluhku sudah selesai. Aku Cuma berharap semoga kedepannya bisa jauh
lebih baik dalam segala bidang yang aku tekuni. Semoga akan banyak hal hebat
yang aku lakukan di umur 25 nanti. Bismillah, jika Allah masih memberi
kesempatan hidup untuk menikmati umur 25, aku akan berusaha menjadi sosok yang
jauh lebih baik lagi.
Aku
akan belajar banyak hal. Berusaha untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.
Semoga apa-apa saja yang sedang aku perjuangkan membuahkan hasil. Aku hanya tak
boleh berhenti kan? Aku hanya tak boleh menyerah, iya kan? Lakukan terus,
hingga apa yang aku impikan terwujud. Amin!
Ayo
semangat Mut. Ngeluh dan kecewanya udahan ya, karna kalau hidup Cuma diisi
dengan keluhan dan kekecewaan, kamu juga nggak akan dapat apa-apa, Muth.
Semangat hingga akhir. Bismillah untuk 25. Salam sayang, @muthihaura1.
Sabtu,
30 Mei 2020. 23.51 WIB.
0 komentar: