Realistis
Ada
banyak impian yang kudu diraih. Ada banyak cita-cita yang harus ditunaikan.
Tapi terkadang dalam menggapai cita-cita itu, kamu dihadapkan banyak rintangan.
Entah itu dari lingkungan atau rintangan dari dirimu sendiri.
Orang-orang
nggak akan pernah tau proses apa yang kamu alami. Percayalah, jika kamu belum
menjadi ‘sesuatu’ atau ‘seseorang’. Nggak akan ada yang percaya sama kamu.
Nggak akan ada yang peduli padamu. Semua orang cepat atau lambat akan
meninggalkanmu. Beda halnya jika kamu sudah ‘wah’ dimata orang-orang.
Orang
yang awalnya nggak kenalpun bisa ngaku-ngaku menjadi keluargamu. Aku tak sedang
membual, tapi inilah keadaan sebenarnya. Makanya, aku sedang berusaha menggapai
mimpiku. Menggapai cita-citaku. Agar bisa sukses sesuai standarku. Agar nggak
dipandang sebelah mata oleh orang lain.
Beberapa
hari yang lalu, aku berdebat perihal arti kesuksesan dengan C. Aku mengutarakan
impianku yang menurut banyak orang, tak masuk akal. C mendukung? Tentu saja!
Salah satu alasan kenapa aku memilih dirinya adalah karna ia selalu mendukung
mimpi-mimpi gilaku. Hanya saja, perdebatan kali ini berbeda.
C
mengatakan, aku bebas menggapai mimpiku, tapi aku juga harus realistis. Aku
juga harus punya kerjaan tetap. C tidak menyalahkan kerjaanku sebagai freelance
seperti saat ini, tapi tidak ada salahnya kata C untuk realistis juga. Blog,
youtube, dan beberapa bisnis yang kami bangun saat ini, tidak akan bisa
langsung boom. Semuanya butuh proses. Semuanya butuh beberapa tahun kedepan
untuk bisa maju, sedangkan impianku diumur 25 tahun ini adalah, aku sudah bebas
finansial.
Baca Juga: HAL YANG INGIN DILAKUKAN DI USIA 25
Aku
tertegun mendengar penuturan C. Dalam hati kubenarkan juga. Aku punya lima
orang adik tanpa orang tua. Kelima adikku masih sekolah. Aku bekerja freelance.
Dan aku bermimpi ingin bebas finansial saat umur 25 ini? Gila nggak sih
impianku?
Aku
katakan pada C, tahun ini aku akan usaha sedemikian rupa dia pun juga harus
lebih giat untuk bisnis-bisnis kami. Sembari belajar juga untuk ikut tes cpns
ditahun depan. Semoga semuanya dipermudah. Semoga Allah mudahkan.
Aku
memilih jalan hidupku, bukan dengan main-main. Ada banyak pertimbangan yang aku
lakukan. Walau kadang, aku ngerasa ingin menyerah juga. Walau kadang, aku
menyalahkan keputusan yang aku ambil. Tapi saat ini aku sadar, aku sudah
nyemplung, ya udah basah aja sekalian.
Aku
udah separuh jalan, ya udah lanjut aja terus. Nggak mudah, tapi bukan berarti
nggak bisa. Semua impian itu harus diperjuangkan, tentu saja realistis itu
perlu. Bismillah untuk tahun ini. Bismillah untuk semua langkah. Bismillah
untuk semua impian.
Tulisan
ini memang hanya sekedar curhatan belaka. Sebuah tulisan yang tak jelas
mungkin. Memang diusia 25 ini, dihadapkan dengan banyak hal-hal yang tak jelas.
Meragukan. Masa depan itu terlihat menerawang. Ah entahlah.
Inti
dari tulisan ini, buat adik-adik yang masih sekolah atau berkuliah, kamu harus
mikirin mateng-mateng akan dibawa kemana hidupku. Bikin goals untuk lima tahun
kedepan, sepuluh tahun kedepan, dan berpuluh-puluh tahun kedepan.
Jangan
lupa, disetiap goals itu, kamu punya plan-plan yang harus kamu jalankan dengan
konsisten. Impian-impian kamu itu juga harus kamu realistiskan. Namanya juga
hidup kan, kita butuh realistis. Dari mudalah kamu harus berfikir kedepan.
Disaat-saat masih sekolah itulah kamu kudu optimalkan semua kesempatan dan lain
sebagainya.
Ya,
tampaknya semakin dewasa usia seseorang, realistik itu adalah suatu hal yang
perlu, tapi bukan berarti harus membungkam impian-impian pribadi. Oke deh,
mungkin segini dulu curhatan aku. Semoga ada yang bisa diambil manfaat dari
tulisan ini. Semoga saja. Salam sayang, @muthihaura1.
Kamis,
18 Juni 2020. 22.44 WIB.
0 komentar: