Realistis

22.53 muthihaura 0 Comments


Ada banyak impian yang kudu diraih. Ada banyak cita-cita yang harus ditunaikan. Tapi terkadang dalam menggapai cita-cita itu, kamu dihadapkan banyak rintangan. Entah itu dari lingkungan atau rintangan dari dirimu sendiri.

Orang-orang nggak akan pernah tau proses apa yang kamu alami. Percayalah, jika kamu belum menjadi ‘sesuatu’ atau ‘seseorang’. Nggak akan ada yang percaya sama kamu. Nggak akan ada yang peduli padamu. Semua orang cepat atau lambat akan meninggalkanmu. Beda halnya jika kamu sudah ‘wah’ dimata orang-orang.

Orang yang awalnya nggak kenalpun bisa ngaku-ngaku menjadi keluargamu. Aku tak sedang membual, tapi inilah keadaan sebenarnya. Makanya, aku sedang berusaha menggapai mimpiku. Menggapai cita-citaku. Agar bisa sukses sesuai standarku. Agar nggak dipandang sebelah mata oleh orang lain.


Beberapa hari yang lalu, aku berdebat perihal arti kesuksesan dengan C. Aku mengutarakan impianku yang menurut banyak orang, tak masuk akal. C mendukung? Tentu saja! Salah satu alasan kenapa aku memilih dirinya adalah karna ia selalu mendukung mimpi-mimpi gilaku. Hanya saja, perdebatan kali ini berbeda.

C mengatakan, aku bebas menggapai mimpiku, tapi aku juga harus realistis. Aku juga harus punya kerjaan tetap. C tidak menyalahkan kerjaanku sebagai freelance seperti saat ini, tapi tidak ada salahnya kata C untuk realistis juga. Blog, youtube, dan beberapa bisnis yang kami bangun saat ini, tidak akan bisa langsung boom. Semuanya butuh proses. Semuanya butuh beberapa tahun kedepan untuk bisa maju, sedangkan impianku diumur 25 tahun ini adalah, aku sudah bebas finansial.


Aku tertegun mendengar penuturan C. Dalam hati kubenarkan juga. Aku punya lima orang adik tanpa orang tua. Kelima adikku masih sekolah. Aku bekerja freelance. Dan aku bermimpi ingin bebas finansial saat umur 25 ini? Gila nggak sih impianku?

Realistis

Aku katakan pada C, tahun ini aku akan usaha sedemikian rupa dia pun juga harus lebih giat untuk bisnis-bisnis kami. Sembari belajar juga untuk ikut tes cpns ditahun depan. Semoga semuanya dipermudah. Semoga Allah mudahkan.

Aku memilih jalan hidupku, bukan dengan main-main. Ada banyak pertimbangan yang aku lakukan. Walau kadang, aku ngerasa ingin menyerah juga. Walau kadang, aku menyalahkan keputusan yang aku ambil. Tapi saat ini aku sadar, aku sudah nyemplung, ya udah basah aja sekalian.

Aku udah separuh jalan, ya udah lanjut aja terus. Nggak mudah, tapi bukan berarti nggak bisa. Semua impian itu harus diperjuangkan, tentu saja realistis itu perlu. Bismillah untuk tahun ini. Bismillah untuk semua langkah. Bismillah untuk semua impian.

Tulisan ini memang hanya sekedar curhatan belaka. Sebuah tulisan yang tak jelas mungkin. Memang diusia 25 ini, dihadapkan dengan banyak hal-hal yang tak jelas. Meragukan. Masa depan itu terlihat menerawang. Ah entahlah.

Inti dari tulisan ini, buat adik-adik yang masih sekolah atau berkuliah, kamu harus mikirin mateng-mateng akan dibawa kemana hidupku. Bikin goals untuk lima tahun kedepan, sepuluh tahun kedepan, dan berpuluh-puluh tahun kedepan.

Jangan lupa, disetiap goals itu, kamu punya plan-plan yang harus kamu jalankan dengan konsisten. Impian-impian kamu itu juga harus kamu realistiskan. Namanya juga hidup kan, kita butuh realistis. Dari mudalah kamu harus berfikir kedepan. Disaat-saat masih sekolah itulah kamu kudu optimalkan semua kesempatan dan lain sebagainya.

Ya, tampaknya semakin dewasa usia seseorang, realistik itu adalah suatu hal yang perlu, tapi bukan berarti harus membungkam impian-impian pribadi. Oke deh, mungkin segini dulu curhatan aku. Semoga ada yang bisa diambil manfaat dari tulisan ini. Semoga saja. Salam sayang, @muthihaura1.
Kamis, 18 Juni 2020. 22.44 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: