Belajar dari Kasus Bungkusnya Gilang Eizan

20.07 muthihaura 0 Comments


Seeorang itu bisa dilihat dari bagaimana dirinya di sosial media. Dari apa yang dia posting. Dari siapa yang dia follow. Dari apa yang dia share di sosial medianya dan lain sebagainya. Emang nggak 100% bener, tapi kebanyakan seseorang itu bisa dilihat dari bagaiamana ia di sosial media.

Makanya tak jarang juga saat kamu mau ngelamar kerja, pasti dilihat juga dari sosial medianya. Perusahaan akan melihat status-status di media sosial kamu. Tujuannya apa? Tentu saja ingin menilai bagaimana kamu.

Kalau kamu suka curhat dan berkata kasar di sosial media, HRD perusahaan tersebut pasti akan berfikiran bahwa bisa saja saat kamu bekerja di perusahaan tersebut, kamu akan menjelek-jelekkan perusahaan tersebut di sosial media kamu. Bisa jadi kan, who knows.

Maka menurut aku, emang baiknya kita bijak bersosial media. Kenapa nggak manfaatin sosial media untuk hal bermanfaat? Menshare hal bermanfaat atau mencari pundi-pundi uang di sosial media pun bisa.


Tapi kali ini, aku nggak akan membahas lebih lanjut cara mencari uang lewat sosial media. Kali ini aku pengen share kasus yang sedang viral di sosial media nih. Yap, apalagi kalau bukan kasusnya Gilang Eizan. Kasus ini mulai viral sejak 29 Juli lalu saat akun twitter @m_fikris membuat sebuah thread terkait Gilang ini.


Judul threadnya Predator “Fetish Kain Jarik” Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN Surabaya. Di thread ini, akun @m_fikris menceritakan sejak awal perkenalananya dengan Gilang. Inti ceritanya, Gilang ini ngefollow @m_fikris via instagram dan minta di follback.

Hingga kemudian berlanjut sampai minta nomow WhatsAap. Dari screenshoot @m_fikris yang aku baca, disitu Gilang manggil dirinya mas dan manggil si @m_fikris itu dek. Dari chat yang aku baca, aku kaya nyimpulin bahwa si Gilang ini beberapa kali memojokkan @m_fikris.

Salah satu contoh memojokkannya itu adalah menyuruh si @m_fikris ini meminta maaf untuk kesalahan yang sebenarnya nggak besar. Pokoknya dari apa yang aku tangkap, si Gilang kaya ngerasa bahwa dia itu  punya power. Dia juga memiliki penyakit vertigo yang dimana penyakitnya ini dia jadikan bahan untuk menarik simpati dan mengancam orang lain.

Setelah beralih chat ke WA, Gilang mulai meminta bantuan @m_fikris untuk penelitiannya terkait ‘bungkus membungkus’. Tentu saja awalnya @m_fikris menolak, tapi Gilang termasuk sosok yang bisa meyakinkan bahwa ini aman dan ia pun sampai memohon-mohon. Akhirnya @m_fikris mengiyakan permintaan Gilang.

korban bungkus gilang
source: @m_fikris

Untuk yang pengen tau cerita lengkapnya, bisa cek di twitter @m_fikris ya. Ternyata korban si Gilang ini nggak Cuma satu. Setelah akun @m_fikris berani speak up, muncul akun-akun lain yang juga speak up hal serupa dengan modus yang sama. Beberapa akun lainnya yang ikutan speak up adalah @sultan_bnn, @arsyihudaya, @saveyoursoul, dan akun-akun lainnya.

Selain itu, ternyata kasus serupa tapi lebih parah juga diceritakan oleh akun @kingbangtal di twitter. Masih pelaku yang sama, si Gilang. Bedanga, @kingbangtal ini sempat di grepe, di jilatin, dan dimainkan alat kelaminnya oleh si Gilang. Begini cerita yang aku kutip dari akun twitter @kingbangtal.

Awal Januari 2020, aku dapet dm dari Gilang yang dengan kedok sama yaitu penelitian. Dia jelasin tentang penelitiannya, jadi nanti aku dimumiin, tapi naked dulu. Jadi nanti ditutup badannya yauda dari kain jarik itu aja. Sebelum ngelakuin hal itu, aku ketemuan dulu di sebuah restoran buat briefing dan jelasin detail prosedur penelitian dia.

Sampai akhirnya diajakin ke kosannya dia. Sebelum di mumiin, aku disuruh naked dulu. After dimumiin/dipocongin, aku benar-benar baru ngerasa kalo ini tu nggak wajar. Dia nggak langsung tanya-tanya, tapi dia gr*p* in aku. Pas digituin aku udah mulai nangis dan aku takut kalau dia bakal aneh-aneh ke aku.

Sekitar satu jam may be, dia akhirnya tanya-tanya ke aku. Pertanyaan yang dia tanyakan ke aku “dek, kamu bisex ya?”

Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa baca di akun twitter @kingbangtal. Jadi cerita di atas belum versi lengkapnya ya. Intinya, @kingbangtal seperti dipaksa buat ngakuin kalau dia bisex, setelah itu seluruh badannya di sedot hingga ninggalin bekas merah. Trus punyanya si @kingbangtal dikocokin hingga ereksi dan klimaks.

Serem banget ya. Akhirnya aku searching apa itu fetish. Dikutip dari laman WebMd, penyakit fetish adalah kesenangan yang didapatkan oleh seseorang sebagai respons terhadap objek yang seringkali tidak mengandung unsur-unsur seksual. Orang yang memiliki fetish, mereka cenderung membutuhkan suatu objek atau benda tertentu dihadapannya, kemudian berfantasi seksual dengan objek tersebut.

Ya Allah ngeri ya. Nah, dari kasus ini, ada beberapa pelajaran yang dapat aku ambil, pertama, jangan jadi orang yang nggak enakan. Jujur, saat duduk dibangku SD, aku orangnya nggak enakan, apa-apa kuiyain. Sampai temen-temenku manfaatin buat nyuruh ini itu aja aku iyaian. Soalnya nggak berani nolak.

Tapi memasuki SMA hingga sekarang, aku udah bisa bilang nggak untuk sesuatu yang emang aku nggak suka. Apalagi ditambah dengan adanya kasus ini. Pokoknya kalau udah ngerasa aneh dengan permintaan orang, TOLAK! Tapi harus pintar-pintar membaca situasi juga ya. Ada yang benar-benar minta bantuan kita, ada yang hanya memanfaatkan.

Pelajaran kedua nih, jangan mudah memberi nomor whatsaap untuk orang yang nggak dikenal. Aku sih gini, tapi kalau untuk kerjaan ya aku kasih. Makanya kalau nanti aku ada rezeki lebih, aku pengen punya dua nomor WA di dua hp yang berbeda. Satu hp yang memang khusus kerjaan dan satu lagi hp pribadi. Semoga aja segera terealisasi. Amin.

Di sosial media aku, ada beberapa kali yang minta nomor WA. Maaf, bukannya sombong atau apa, hanya saja, WA menurutku hal pribadi. Di WA banyak teman-teman dekatku dan keluarga, jadi memang sepribadi itu menurutku.

Pelajaran ketiga yang aku dapat dari kasus ini adalah harus rajin membaca. Entah itu buku, koran, atau sekedar bacaan dari sosial media. Kenapa membaca? Karna mungkin dari apa yang kita baca itu, kita dapat informasi, misalnya terkait fetish. Nah, jadinya pas dihadapkan dengan kejadian kaya gitu, kalau ada yang minta, kita nolak.

Aku sama sekali nggak ngejudge, kalau korbannya nggak rajin membaca, hanya saja, aku menekankan untuk diri aku sendiri bahwa untuk kedepannya aku harus rajin membaca. Aku respect sama korban-korbannya, apalagi yang berani speak up. Nggak mudah loh untuk bisa speak up masalah pelecehan seksual gini.

Semoga deh kasus ini segera terselesaikan dengan baik. Apalagi yang aku lihat, beberapa artis dan komedian ikut mengup kasis ini. Oke deh, mungkin segini dulu dari aku. Semoga bermanfaat ya.
Salam, @muthihaura1.
Jum’at, 31 Juli 2020. 20.00 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: