Belajar dari Kasus Bungkusnya Gilang Eizan
Seeorang
itu bisa dilihat dari bagaimana dirinya di sosial media. Dari apa yang dia
posting. Dari siapa yang dia follow. Dari apa yang dia share di sosial medianya
dan lain sebagainya. Emang nggak 100% bener, tapi kebanyakan seseorang itu bisa
dilihat dari bagaiamana ia di sosial media.
Makanya
tak jarang juga saat kamu mau ngelamar kerja, pasti dilihat juga dari sosial
medianya. Perusahaan akan melihat status-status di media sosial kamu. Tujuannya
apa? Tentu saja ingin menilai bagaimana kamu.
Kalau
kamu suka curhat dan berkata kasar di sosial media, HRD perusahaan tersebut
pasti akan berfikiran bahwa bisa saja saat kamu bekerja di perusahaan tersebut,
kamu akan menjelek-jelekkan perusahaan tersebut di sosial media kamu. Bisa jadi
kan, who knows.
Maka
menurut aku, emang baiknya kita bijak bersosial media. Kenapa nggak manfaatin
sosial media untuk hal bermanfaat? Menshare hal bermanfaat atau mencari
pundi-pundi uang di sosial media pun bisa.
Baca Juga: MENGHASILKAN UANG DARI SOSIAL MEDIA
Tapi
kali ini, aku nggak akan membahas lebih lanjut cara mencari uang lewat sosial
media. Kali ini aku pengen share kasus yang sedang viral di sosial media nih. Yap,
apalagi kalau bukan kasusnya Gilang Eizan. Kasus ini mulai viral sejak 29 Juli
lalu saat akun twitter @m_fikris membuat sebuah thread terkait Gilang ini.
Judul
threadnya Predator “Fetish Kain Jarik”
Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN Surabaya. Di thread ini, akun
@m_fikris menceritakan sejak awal perkenalananya dengan Gilang. Inti ceritanya,
Gilang ini ngefollow @m_fikris via instagram dan minta di follback.
Hingga
kemudian berlanjut sampai minta nomow WhatsAap. Dari screenshoot @m_fikris yang
aku baca, disitu Gilang manggil dirinya mas dan manggil si @m_fikris itu dek. Dari
chat yang aku baca, aku kaya nyimpulin bahwa si Gilang ini beberapa kali
memojokkan @m_fikris.
Salah
satu contoh memojokkannya itu adalah menyuruh si @m_fikris ini meminta maaf
untuk kesalahan yang sebenarnya nggak besar. Pokoknya dari apa yang aku
tangkap, si Gilang kaya ngerasa bahwa dia itu punya power. Dia juga memiliki penyakit
vertigo yang dimana penyakitnya ini dia jadikan bahan untuk menarik simpati dan
mengancam orang lain.
Setelah
beralih chat ke WA, Gilang mulai meminta bantuan @m_fikris untuk penelitiannya
terkait ‘bungkus membungkus’. Tentu saja awalnya @m_fikris menolak, tapi Gilang
termasuk sosok yang bisa meyakinkan bahwa ini aman dan ia pun sampai
memohon-mohon. Akhirnya @m_fikris mengiyakan permintaan Gilang.
![]() |
source: @m_fikris |
Untuk
yang pengen tau cerita lengkapnya, bisa cek di twitter @m_fikris ya. Ternyata korban
si Gilang ini nggak Cuma satu. Setelah akun @m_fikris berani speak up, muncul
akun-akun lain yang juga speak up hal serupa dengan modus yang sama. Beberapa akun
lainnya yang ikutan speak up adalah @sultan_bnn, @arsyihudaya, @saveyoursoul,
dan akun-akun lainnya.
Selain
itu, ternyata kasus serupa tapi lebih parah juga diceritakan oleh akun
@kingbangtal di twitter. Masih pelaku yang sama, si Gilang. Bedanga,
@kingbangtal ini sempat di grepe, di jilatin, dan dimainkan alat kelaminnya
oleh si Gilang. Begini cerita yang aku kutip dari akun twitter @kingbangtal.
Awal
Januari 2020, aku dapet dm dari Gilang yang dengan kedok sama yaitu penelitian.
Dia jelasin tentang penelitiannya, jadi nanti aku dimumiin, tapi naked dulu. Jadi
nanti ditutup badannya yauda dari kain jarik itu aja. Sebelum ngelakuin hal
itu, aku ketemuan dulu di sebuah restoran buat briefing dan jelasin detail
prosedur penelitian dia.
Sampai
akhirnya diajakin ke kosannya dia. Sebelum di mumiin, aku disuruh naked dulu. After
dimumiin/dipocongin, aku benar-benar baru ngerasa kalo ini tu nggak wajar. Dia nggak
langsung tanya-tanya, tapi dia gr*p* in aku. Pas digituin aku udah mulai nangis
dan aku takut kalau dia bakal aneh-aneh ke aku.
Sekitar
satu jam may be, dia akhirnya tanya-tanya ke aku. Pertanyaan yang dia tanyakan
ke aku “dek, kamu bisex ya?”
Untuk
lebih lengkapnya, kalian bisa baca di akun twitter @kingbangtal. Jadi cerita di
atas belum versi lengkapnya ya. Intinya, @kingbangtal seperti dipaksa buat
ngakuin kalau dia bisex, setelah itu seluruh badannya di sedot hingga ninggalin
bekas merah. Trus punyanya si @kingbangtal dikocokin hingga ereksi dan klimaks.
Serem
banget ya. Akhirnya aku searching apa itu fetish. Dikutip dari laman WebMd,
penyakit fetish adalah kesenangan yang didapatkan oleh seseorang sebagai
respons terhadap objek yang seringkali tidak mengandung unsur-unsur seksual. Orang
yang memiliki fetish, mereka cenderung membutuhkan suatu objek atau benda
tertentu dihadapannya, kemudian berfantasi seksual dengan objek tersebut.
Ya
Allah ngeri ya. Nah, dari kasus ini, ada beberapa pelajaran yang dapat aku
ambil, pertama, jangan jadi orang
yang nggak enakan. Jujur, saat duduk dibangku SD, aku orangnya nggak enakan,
apa-apa kuiyain. Sampai temen-temenku manfaatin buat nyuruh ini itu aja aku
iyaian. Soalnya nggak berani nolak.
Tapi
memasuki SMA hingga sekarang, aku udah bisa bilang nggak untuk sesuatu yang
emang aku nggak suka. Apalagi ditambah dengan adanya kasus ini. Pokoknya kalau
udah ngerasa aneh dengan permintaan orang, TOLAK! Tapi harus pintar-pintar
membaca situasi juga ya. Ada yang benar-benar minta bantuan kita, ada yang
hanya memanfaatkan.
Pelajaran
kedua nih, jangan mudah memberi
nomor whatsaap untuk orang yang nggak dikenal. Aku sih gini, tapi kalau untuk
kerjaan ya aku kasih. Makanya kalau nanti aku ada rezeki lebih, aku pengen
punya dua nomor WA di dua hp yang berbeda. Satu hp yang memang khusus kerjaan
dan satu lagi hp pribadi. Semoga aja segera terealisasi. Amin.
Di
sosial media aku, ada beberapa kali yang minta nomor WA. Maaf, bukannya sombong
atau apa, hanya saja, WA menurutku hal pribadi. Di WA banyak teman-teman
dekatku dan keluarga, jadi memang sepribadi itu menurutku.
Pelajaran
ketiga yang aku dapat dari kasus ini
adalah harus rajin membaca. Entah itu buku, koran, atau sekedar bacaan dari
sosial media. Kenapa membaca? Karna mungkin dari apa yang kita baca itu, kita
dapat informasi, misalnya terkait fetish. Nah, jadinya pas dihadapkan dengan
kejadian kaya gitu, kalau ada yang minta, kita nolak.
Aku
sama sekali nggak ngejudge, kalau korbannya nggak rajin membaca, hanya saja,
aku menekankan untuk diri aku sendiri bahwa untuk kedepannya aku harus rajin
membaca. Aku respect sama korban-korbannya, apalagi yang berani speak up. Nggak
mudah loh untuk bisa speak up masalah pelecehan seksual gini.
Semoga
deh kasus ini segera terselesaikan dengan baik. Apalagi yang aku lihat,
beberapa artis dan komedian ikut mengup kasis ini. Oke deh, mungkin segini dulu
dari aku. Semoga bermanfaat ya.
Salam,
@muthihaura1.
Jum’at,
31 Juli 2020. 20.00 WIB.
0 komentar: