Berada di Usia ‘Dewasa’
Sekarang
jam 01.43 pagi. Masih memejamkan mata karna sama sekali nggak bisa tidur.
Diluar hujan. Memaksakan diri untuk tidurpun benar-benar nggak bisa. Yang ada,
semua kejadian dimasa lalu membayang hadir.
Kejadian
dari saat SD, lalu SMP, hingga kini. Detik ini. Tahun yang teramat berat bagiku
adalah ditahun 2018. Saat aku kehilangan aba enam hari setelah ulang tahunku.
Resmi menyandang gelar ‘yatim piatu’. Kadang aku berfikir, kenapa hidup orang
begitu mudahnya? Kenapa hidupku nggak?
Kenapa
orang bisa begini bisa begitu dengan mudahnya, kenapa aku nggak? Whats wrong
with me? Tapi salah satu hal yang aku syukuri dalam hidup adalah, aku punya C.
Ditahun 2018, saat berada dititik terendah hidupku, satu persatu orang mulai
pergi. C hadir membawa warna baru dalam hidup.
Tapi
perjalanan hidup ini belum mudah. Silih berganti masalah demi masalah
menghampiri. Mulai dari masalah kerjaan. Masalah keluarga dan lain sebagainya.
Apalagi sebuah fakta bahwa saat ini umurku sudah ’25 tahun’. Ya, umur dikatakan
sudah dewasa.
Aku
dituntut untuk dewasa. Aku dituntut untuk bisa berfikiran terbuka. Aku dituntut
untuk legowo terhadap banyak hal. Aku dituntut untuk berlapang dada atas banyak
hal. Aku dituntut untuk bisa kuat, padahal aku rapuh.
Aku
dituntut untuk berdiri kokoh, padahal aslinya ditiup angin saja sudah tumbang.
Aku dituntut untuk harus mengerti orang lain, padahal perasaaku aja tak ada
yang peduli, kecuali C. Diusia 25 yang kata orang usia dewasa ini, aku dituntut
untuk bisa banyak hal.
![]() |
source: pixabay |
Padahal
tak ada yang tau bagaimana aku dihempas berkali-kali oleh hidup. Diterjunin
kedalam jurang, lalu diangkat kembali, untuk kemudian diterjunin kembali.
Bahkan hati aku ini sudah mati rasa. Luka-luka itu terasa biasa, karna sepanjang
hidup hingga 25 tahun ini, sudah banyak luka yang kujalanin.
Aku
nggak tau Tuhan punya rencana apa padaku. Bahkan mungkin aku yang harus
bertanya pada diriku sendiri, apa aku sudah kembali mendekat pada-Nya?
Hah,
ternyata berada diusia dewasa ini sungguh rumit ya. Menjadi dewasa itu
menyulitkan. Tidak, tulisan ini bukan sebuah tulisan keputus asaan. Tulisan ini
hanya sebagai pengingat hidup tentang banyaknya luka. Setelah ini, aku hanya
akan kembali bangkit. Kembali berfokus pada mimpi-mimpi yang harus dijadikan
nyata.
Pada
kenyataannya, aku memang harus dituntut untuk kuat. Untuk serba bisa. Untuk
terus strong. Teruntuk C, trimakasih banget sudah hadir. Trimakasih banget
sudah terus bantu memapah diri ini untuk tetap kuat. Trimakasih banget untuk
semua hal yang pernah kita laluin bersama.
Untuk
semua tawa yang selalu diberi. Doa yang paling ingin terkabul adalah, aku ingin
menikah denganmu. Menghabiskan hari bersamamu. Berbagi tawa dan canda denganmu.
Menangis dipundakmu. Dan merajut mimpi bersamamu.
Sebelum
saat itu tiba, mari kita terus memperbaiki diri. Aku tau kita bukan orang yang
sempurna tanpa dosa. Kita sosok-sosok berlumur dosa. Semoga Allah mempersatukan
kita dalam ikatan suci untuk beribadah pada-Nya dan merajut banyak mimpi
bersama.
Trimakasih
untuk semuanya. Bismillah untuk kedepannya. Tetaplah kuat wahai diri. Tetaplah
fokus pada apa yang dicita-citakan. Ingat saja bahwa, usaha tak akan
mengkhianati hasil.
Salam,
@muthihaura1.
22
Juli 2020. 02.06 WIB.
0 komentar: