Tentang Cinta #14

23.05 muthihaura 0 Comments


14
Kadang cinta tak peduli apakah kita merasakan pahitnya atau manisnya.
“I’m all out of love, I’m so lost without you. I know you were right believing for so long. I’m all out of love, what am I without you? I can’t be too late to say that I was so wrong.” Suara Kevin yang melantunkan lagu all out of love-nya westlife terdengar sangat indah.

            Para cewek-cewek berteriak histeris bukan hanya karna suara merdu Kevin, tapi karna kegantengan para personil-personilnya.  Karla bertepuk tangan saat melihat Kevin dan agak lumayan terkejut melihat Farran yang ternyata satu band dengan Kevin. 

Baca Juga : TENTANG CINTA #13

            “Ayo semangat Kak Ivin!” Karla berteriak kesenangan. Seorang anak kecil menarik ujung baju Karla, membuat gadis cantik itu melongok kearah sang anak kecil tersebut.
            “Ada apa ya dek?” tanya Karla diantara kebisingan. Anak kecil itu menyerahkan sebuket bunga mawar merah dihadapan Karla. “Ini buat kakak.” Karla mengernyit tak mengerti, lalu membungkukkan badannya supaya sejajar dengan wajah anak kecil itu. 


            “Dari siapa?” Anak kecil yang memakai topi hitam itu menggeleng pelan  dan kemudian berlalu meninggalkan Karla. Karla menatap kepergian anak lelaki itu dengan tatapan bingung.
            Karla mencium dalam-dalam aroma bunga itu dan kemudian tersenyum pelan. “Dari siapa ya? apa secret admirer itu lagi?” Karla meneliti buket bunga itu dan menemukan sebuah kertas berwarna pink muda yang tergantung pada ujung sebuah bunga.

Happy birthday my beautiful girl. ;D wish you all the best. Tetap jadi gadis kecil gue yang manis ya. oh yaa, nanti setelah konser ini usai, Temui gue dihalaman belakang fakultas ilkom ya Aya? don’t forget ;p

            Karla membolak-balikkan kertas itu. berharap menemukan nama sang pengirim, namun nihil. “Siapa ya? Bikin penasaran ni orang. Kok dia bisa tau kalau gue hari ini ulang tahun?”
 
tentang cinta lagi
source: pixabay
            “Heey!” Adit menepuk pundak Karla, membuat gadis itu gelagapan dan buru-buru menyimpan kertas yang dipegangnya. “Apaan tuh?” Adit menatap Karla dengan curiga.
            “Enggak. Nggak papa.” Karla gelagapan sembari mundur selangkah untuk menghindari tatapan Adit. “Bener?” 

            “Iya. Dih, lo bawel. Eh, abang gue keren kan?” Karla mengalihkan pembicaraan sembari melihat kearah panggung. Adit yang awalnya tak percaya kini juga ikutan melihat kearah panggung.
            “Biasa aja tuh!” Karla menatap Adit dan memukul lengan cowok itu.
            “Kok gue dipukul sih?”

Baca Juga: TENTANG CINTA #6

            “Habis lo itu! Sekeren itu lo bilang biasa aja? Lihat tuh yang cewek pada teriak-teriak histeris. Mata lo soak.” dengus Karla.
“Aduh Karla! Gue kan cowok, jadi nggak nge-feel yang begituan mah. Masa gue harus teriak gini : Aaa. Kak Kevin. I love you. Lo handsome banget!” Adit menirukan suara banci sembari mengangkat tangannya dan badannya ia goyang-goyangkan.

Sontan Karla tertawa melihat tingkah konyol Adit. “Iih. Nggak gitu juga kali.” Gerutu Karla disela tawanya. Adit tersenyum saat melihat Karla tertawa. Ada kelegaan disudut hati Adit.
Padahal sebelumnya Adit berfikir bahwa Karla tak akan bisa kembali seperti semula sejak ia dikunci di WC kemaren. Tapi dugaan itu ternyata salah.  

“Jadinya gimana dong? Lo kan nyuruh gue kayak gitu.” ucap Adit sembari menggaruk bagian belakang kepalanya yang tak gatal. Mata biru cowok itu seakan tersenyum jenaka.
Karla paling mengagumi mata Adit. Menurut Karla, mata Adit adalah mata terindah yang pernah ia lihat. 

Tak jauh dari tempat Karla dan Adit berdiri, seseorang yang menggenakan jaket kulit bertopi hijau dengan kaca mata hitam tengah menatap Karla dan Kevin bergantian.
“Ternyata kalian sudah semakin besar nak.” Lelaki itu menyusut setetes air mata dari sudut matanya. Ada perasaan bersalah karna jarang peduli dengan Karla dan Kevin.
“Papa cuma bisa ngedo’ain semoga kalian sukses. Kevin dengan musiknya dan kamu Kar, nggak boleh pacaran dulu. Selamat ulang tahun ya Aya.” Lelaki itu menatap kearah Karla dan Adit yang tengah asik tertawa. 

Ya, lelaki itu Angga yang secara diam-diam melihat konser band perdana Kevin. Angga meraih kameranya. Memotret kedua buah hatinya dan kemudian pergi.
*@muthiiihauraa*
Farran merentangkan tangannya. Badannya benar-benar terasa pegal. Suara Kevin bahkan sudah serak. Ari tersenyum puas. “Good good! Kita semua udah bermain dengan sangat bagus. Gimana sebagai perayaannya kita makan-makan?”

“Gue nggak bisa. Ada urusan!” kata Kevin sembari meraih sebotol air mineral dan meneguknya sampai habis. Didalam benak Kevin sudah tersusun rencana-rencana surprise untuk Karla.
“Penting banget ya? Nggak bisa ditunda apa?” tanya Ari yang terlihat kecewa. “Ini lebih penting dari apa pun dan nggak bisa ditunda-tunda.” Kevin berlalu tanpa pamit meninggalkan Farran dan Ari.

 “Itu anak gayanya sok banget!”Ari menghela nafas pelan sembari merebahkan dirinya ke shofa. Kalau boleh jujur, sebenarnya Ari sangat tidak suka dengan segala sifat Kevin. Ditambah lagi cewek yang ditaksirnya malah menyukai Kevin.
“Emang dari sananya gitu, ya mau gimana lagi?” Farran ikut menyumbangkan opininya. Ari melirik kearah Farran, membuat Farran sedikit curiga. 

“Kenapa lo? Mulai naksir gue?” tanya Farran asal. Ari melempar bantal shofa kearah Farran, namun dapat dihindari dengan mudah oleh Farran. “Nggak! Lo nggak ada urusankan? Gimana kalau kita aja yang makan-makan?”
“Aduh, gue sebenarnya juga ada urusan penting nih. Sorry banget. Next time gue yang traktir deh.” 

Bersambung..

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: