Tulisan Yang Nggak Naik di Website Kantor

22.36 muthihaura 0 Comments

 Assalamua'laikum. Selamat malam teman-teman semua. Gimana nih kabarnya? Lama rasanya nggak nyapa di blog ini. Sok sibuk memang huhu. Semoga diawal bulan Oktober ini, aku bisa lebih baik lagi dalam hal apapun yang sedang diusahakan.

Nah, aku pernah cerita di postingan sebelumnya  kalau aku udah beberapa bulan terakhir ini resmi menjadi wartawan. Banyak banget pelajaran yang aku dapatkan saat benar-benar terjun kedunia wartawan. Saat nulis berita atau sebuah tulisan, nggak semuanya langsung naik gitu aja. Ada yang nggak naik karna kurang data.

Ada juga yang nggak naik karna telat ngirimnya. Telat ngirim disini maksudnya, aku wawancara di hari Senin misalnya, aku baru ngirim tulisan di hari Rabu. Ini jamin bakal nggak naik hehe. Nah, yang nggak naik ini, aku posting di blog ini aja deh. Dari pada cuma mendem doang di laptop, iya kan? Oke langsung saja, check this out:

 

menulis

 

 

 

Memulai Bisnis Sejak SMP

Laporan: Muthi Haura

 

            Namanya Fifi Fradina. Seorang perempuan tangguh berumur 24 tahun dengan dua anak. Saat ini, perempuan yang biasa Fifi ini disibukan dengan berbagai macam jualannya. Banyaknya aktivitas tak menyurutkan Fifi untuk menyelesaikan studi Strata Satunya.

            Dengan semangat, Fifi bercerita tentang bisnisnya. Perempuan berlesung pipit ini memulai bisnis sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disaat teman-teman seusianya masih meminta uang kepada kedua orang tuanya, Fifi justru membantu orang tuanya berdagang.

            “Kebetulan waktu itu, orang tua punya kedai harian yang jualan makanan, chocolatos, chitato, dan lain sebagainya,” tuturnya kepada RIAUONLINE.CO.ID, 6 September 2020.

            Dengan membuang rasa gengsi, Fifi menawarkan dagangan orang tuanya kepada teman-temannya. Ia melist siapa-siapa aja yang memesan di hari itu, lalu kemudian membawa pesanan dihari besoknya.

            “Jadi ke sekolah bawa banyak tas, satu tas biasa isi buku-buku, satu lagi tas plastik isi dagangan yang dipegang kanan kiri,” ceritanya sembari mengenang. Fifi mengaku tidak malu untuk berjualan. Justru ia merasa senang dengan apa yang dilakukannya.

            Duduk dibangku Sekolah Menengan Atas (SMA), Fifi masuk pesantren. Walaupun di pesantren, jiwa berdagangnya tak surut. Tiap minggu, orang tuanya mengunjungi Fifi ke pesantren, maka tiap minggu itu lah barang dagangannya dibawa.

            “Mama udah ganti jualan jadi pancake durian. Nah, hari Jum’at, Fifi list siapa aja teman-teman yang mesan pancake durian, Minggunya baru dibawa,” kata Fifi. Selain itu, Fifi juga memiliki taktik sendiri saat berjualan di pesantren ini.

            Fifi mengaku dirinya dan teman-temannya angkatan pertama di pesantren, jadi teman-temannya disebar ditiap kamar bersama adik-adik kelas. Fifi mengatakan kepada teman-temannya, jika ada adik kamar yang ingin memesan, bisa dilist teman-temannya, lalu kemudian baru disetor ke dirinya.

            “Kebetulan teman-teman pada suka,” katanya.

Jatuh bangun dalam bisnis tentu saja dirasakan oleh Fifi, mulai dari dagangan tak ada yang beli dan lain sebagainya, tapi hal itu tak menyurutkannya untuk terus melangkah maju. Duduk di bangku kuliah di tahun 2015, Fifi menjual barang dagangan milik teman-temannya. Salah satu caranya, ikut berjualan saat ada bazar.

Berlanjut ke tahun 2016, Fifi memberanikan diri membuat brand hijab sendiri dengan nama @fradinasyari. Bisnis hijab ini ia mulai benar-benar dari nol dan belajar tertatih-tatih sendiri.

Untuk modal saja, dirinya harus menjual emas-emas yang ia miliki. “Sebenarnya mau pinjam ke orang tua, tapi orang tua maunya ngasih, Fifi nggak mau, akhirnya jualin emas yang dipunya,” ceritanya.

Berjualan dengan brand sendiri pun bukan hal yang mudah. Ditambah lagi saat itu, dirinya harus bisa mengatur waktu juga untuk kuliah. Fifi mengaku, setiap waktu libur kuliahnya, ia bukan nongkrong dengan teman-teman, tapi justru photo produk sendiri.

“Jadi setiap weekend photo produk di teras karna cari cahaya matahari di jam 8. Kadang sore pulang kuliah kalau ada cahaya matahari yang pas, bagus, photo produk,”

Bisnis hijab ini berjalan hingga Mei 2018. Setelah menikah, Fifi lebih berfokus berjualan skincare. Saat ini, ada beberapa brand skincare yang dijualnya, mulai dari HPAI. Muslimah Beauty Care, iNay, Raecca, Bobebi, Zamora, Bybunna, Hello Derma, MuddyBuddy, dan lain sebagainya.

Selain berjualan skincare, Fifi juga berjualan emas batangan. “Sekalian investasi pribadi.”

Bertahun-tahun menjalani bisnis, membuat Fifi lumayan kenyang. Fifi berujar, jika ingin berbisnis, mulailah. Jangan ditunda-tunda. “Mulai saja dulu. Jangan hiraukan kata orang yang negatif, ” pungkasnya.

 

Buruan! Tinggal 2 Hari Lagi Penghapusan Denda Pajak Kendaraan Bermotor

 

Laporan : Muthi Haura

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Program penghapusan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sudah diterapkan dibeberapa provinsi seperti, Riau, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, Bengkulu, dan provinsi-provinsi lainnya.

Riau sendiri juga sudah menerapkan penghapusan denda PKB ini sejak 1 September hingga 30 September 2020. Penghapusan ini berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 15 Tahun 2020 tentang pemberian penghapusan sangsi administrasi PKB dan BBN-KB II serta pengurangan BBN-KB II Tahun 2020.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Riau, Herman mengajak seluruh masyarakat untuk dapat memanfaatkan program penghapusan dendak PKB ini.

“Karna program penghapusan ini cukup  singkat yang hanya sebulan. Mulai dari tanggal 1 hingga 30 september,” katanya dalam situs resmi badanpendapatan.riau.go.id.

Menjelang H-2 penutupan pemutihan denda PKB, dari pantaun RIAUONLINE.CO.ID, masyarakat masih ramai mengantri diberbagai kantor Pelayanan Samsat Provinsi Riau.

Untuk pemutihan denda PKB sendiri, masyarakat membawa syarat berupa KTP asli, STNK, BPKB, dan uang untuk membayar denda.




 

Dinas PUPR Targetkan Tahun Ini Selesaikan Lebih Kurang 15 Titik Banjir

Laporan : Muthi Haura


RIAU ONLINE, PEKANBARU – Terkait banjir dimusim penghujan ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru menargetkan untuk menyelesaikan lebih kurang 15 titik banjir. Dari data PUPR, di Pekanbaru ada 39 titik banjir dan 12 titik banjir sudah diselesaikan tahun lalu. 

Kepala Dinas PUPR, Indra Pomi Nasution mengatakan, pihaknya menargetkan menyelesaikan lebih kurang 15 titik. Salah satu titik yang sudah diselesaikan adalah banjir di Patria Sari Rumbai.

“Di Patria Sari Rumbah itu setelah di cek, boxnya terlalu kecil. Kita ganti dengan box yang lebih besar,” katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin, 21 September 2020.

Indra juga mengatakan, saat ini, Dinas PUPR tengah menyusun master plan penanganan banjir di Kota Pekanbaru. Beberapa hari yang lalu, pihaknya  sudah menyelesaian laporan pendahuluan. Artinya, bobot laporan pendahuluan ini sudah 25 persen.

Indra berharap, akhir tahun 2020 ini, master plan selesai sehingga nantinya akan muncul rekomendasi-rekomendasi terkait bagaimana cara mengurangi titik-titik banjir yang ada. Di master plan ini nantinya juga akan ada prioritas dan kewenangan masing-masing pihak.

“Artinya jika master plan udah selesai, kita tinggal mengeksekusi mana yang direkomendasi master plan sesuai kewenangan masing-masing,” tutupnya.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: