3 Alasan Ini Bikin Aku Pindah ke Jakarta, Apa Saja Ya
www.muthihaura.com – Jakarta. Sama sekali tak pernah terbayangkan dihidupku untuk ‘tinggal’ di kota sebesar Jakarta. Untuk melangkahkan kaki pun tidak. Jakarta dan Pulau Jawa itu bagiku jauh banget. Sangat sangat jauh.
Bagi aku yang berasal dari kelas menengah ke bawah, bertahan hidup di Riau dengan baik saja sudah Alhamdulillah. Apalagi aku anak pertama dan memiliki lima orang adik. Kami yatim piatu. Jadi untuk meninggalkan Riau dan adik-adik, rasanya sangat berat.
Sejak kecil hingga kuliah, aku masih stay di Pekanbaru. Terlalu banyak hal yang menahan aku untuk tidak kemana-mana.
Saat kuliah baru aku bisa pergi ke beberapa tempat. Itupun secara gratis karna aku tergabung dalam organisasi kampus, LPM Gagasan. Saat kuliah juga ngerasain pertama kali naik pesawat ke Medan dan Yogyakarta secara gratis.
Selebihnya, untuk menetap di Pulau Jawa, tak pernah ada
angan-angan. Namun ternyata, takdir membawaku kesini, Jakarta Selatan. Merantau
jauh dari adik-adik, bersama suamiku, Abdul Hanif Fani.
Laki-laki yang aku kenal sejak di LPM Gagasan ini kini kupanggil abang. Karna surga dan neraku kini terletak pada dirinya. Aku mencintainya. Sangat. Aku juga tidak pernah berekspetasi bahwa ia akan keterima kerja di Jakarta.
Oke deh, langsung saja. Ini tiga alasan yang bikin aku pindah ke Jakarta. Pertama, tentu saja untuk mengikuti suamiku. Mempersamai dirinya untuk mengejar mimpi-mimpi kami In syaa Allah. Meski agak berat meninggalkan adik-adik, tapi mereka udah pada besar-besar.
Seperti yang aku ceritakan di atas, kini surgaku terletak di pak suami. Aku butuh dirinya, begitu pun sebaliknya. Aku ingin mengabdikan hidup untuk dirinya.
Alasan kedua, ingin mencari pengalama di kota sebesar Jakarta. Jakarta kota besar. Ibukotanya Indonesia. Aku ingin menantang diri, apakah aku bisa ‘sukses’ disini dengan jalan yang ku pilih. Entah itu lewat menulis, sosial media, atau bidang-bidang lain yang nantinya akan aku tekuni.
Gamang sebenarnya. Aku meninggalkan Riau dan juga kerjaan lamaku di sana. Aku meninggalkan dunia jurnalis. Berhenti menjadi wartawan. Berhenti menjadi editor. Kini, di Jakarta aku belum sampai sebulan, aku nggak tau kedepannya akan menjadi apa.
Yang pasti, aku akan terus melakukan hal-hal yang membuat diri aku terus berkembang. In syaa Allah.
Selanjutnya, alasan ketiga, ingin melihat dunia lebih luas. Selama 27 tahun hidup, kehidupanku hanya berkutat di Riau. Di Panam. Aku jarang kemana-mana, paling sesekali.
Aku bahkan berfikir bahwa, aku akan menua seumur hidup di Riau. Tapi ternyata nggak. Tuhan maha baik. Allah ngasih apa yang aku butuhkan, bukan apa yang aku inginkan.
Nyatanya, Allah ‘melemparkan’ku kesini, Jakarta. Karna sudah berada di sini, maka kesempatanku untuk belajar sebanyak-banyaknya. Untuk terus mencari tau. Untuk terus mengupgrade diri.
Itu tiga alasan dari banyaknya alasan kenapa aku pindah ke Jakarta. Kenapa aku berada disini saat ini. Bismillah untuk semuanya. Bismillah untuk banyaknya mimpi.
Ya Allah permudah. Ya Allah bantu. Aku butuh kun fayakun-Mu Allah. Bismillah. Oke deh, mungkin segini dulu cerita singkat dari aku. Ambil jika itu baik, jika tidak, maka tinggalkan.
Trimakasih sudah setia membaca curhatan-curhatan super nggak penting aku di blog ini. Trimakasih sudah mampir ke blog ini ya. Salam sayang, Muthi Haura.
Jakarta Selatan, Jumat, 24 Februari 2023.
0 komentar: