Main-main ke Monas, Ini 3 Pelajaran Berharga yang Didapat Wajib Kamu Tau!

19.00 muthihaura 0 Comments

www.muthihaura.com – Belum seminggu di Jakarta, adik tingkatku si Tika ngajak ke Monas. Tepatnya ditanggal 9 Februari lalu. Tika menjemputku ke kontrakan. Kami memang sama-sama bermukim di Jakarta Selatan, walaupun lumayan jauh jarak rumah kami.

Kebetulan, saat itu Tika tengah libur kerja. Bermodal google maps dan rintikan hujan tipis-tipis, kami berangkat. Ini pengalaman pertama aku ke Monas, sementara Tika untuk kedua kalinya.

aku dan Tika
Aku dan Tika

Kami parkir motor di dekat Stasiun Gambir. Kalau nggak salah nama stasiunnya itu wkwk. Ternyata parkir kudu pakai e-money, sementara aku nggak bawa dompet. E-moneynya tinggal di dompet wkwk.

Untungnya, Tika punya dan ada isinya. Setelah markirin motor, kami keliling-keliling untuk bisa masuk monas. Asli udah kaya orang linglung wkwk. Ternyata masuk monas kudu pakai jalur terowongannya gitu dan kudu bayar.

Akhirnya kami bayar Rp 20 ribu perorang termasuk kartu. Bikin kartu karna kami nggak punya kartu. Awalnya bingung, apa sih yang ada di dalam monas. Sebagus apa? Dan berbagai pikiran lainnya. 

Aku di depan Monas
Aku di depan Monas

Pas masuk, ternyata ada museum sejarah gitu. Ada diorama gitu. Awalnya kami sempat nyeletuk, kok gelap banget padahal museum, eh ternyata biar 3D nya kelihatan nyata. Sumpah sih keren banget. Aku sampe takjub. Kok bisa ya ada orang sekreatif itu.

Sejarah-sejarah diceritakan dalam bentuk dioroma bikin orang betah nyimaknya. Tau sendiri kan, kadang kalau belajar sejarah itu, suka bosan, tapi pas lihat dioroma gini jadi seru.

Oya, mau bahas dikit nih bagi yang belum tau, monas sendiri merupakan singkatan dari Monumen Nasional. Terletak di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Jika kamu mau masuk monas, maka batas masuk hanya bisa hingga pukul 15.00 WIB.

Oke balik lagi nih ke dioromanya. Di dioroma ini sangat lengkap. Ada dioroma Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret), dioroma Bandar Sriwijaya abad ke 7-13, dioroma candi borobudur, dioroma Bendungan Waringin Sapta abad ke 11, dan dioroma lainnya. 

Salah satu dioroma di Museum Monas
Salah satu dioroma di Museum Monas

Aku dan Tika Cuma masuk Monas sampai cawan. Nggak bisa sampai puncak karna tiket sampai puncaknya udah habis. Kami memang nyampai Monas sekitar pukul 14-an. Was-was juga takut tutup haha.

Nah, setelah mengelilingi Monas dan museumnya, ada tiga pelajaran penting yang aku dapatkan. Sebenarnya banyak, cuma aku share tiga ini dulu deh ya.

Pertama, untuk mencapai kemerdekaan, banyak sekali ‘perjuangan’ yang harus dilalui. Banyak hal yang harus dikorbankan. Karna kita hidup di zaman yang sudah merdeka, sebaiknya kita menghormati jasa-jasa para pahlawan.

Coba bayangkan jika kita berada di zaman kudu memperjuangkan kemerdekaan. Hidup penuh kewaspadaan, deg-degan, dan lain sebagainya. Pasti rasanya sangat nggak nyaman dan penuh ketakutan. Untuk itu, bersyukurlah.

Bersyukur karna kita tidak berada di zaman itu dan harga jasa-jasa mereka.

Kedua, terus asah dan kembangkan diri. Perjuangan orang-orang terdahulu sangat sulit, sementara kita Cuma disuruh belajar dan terus mengasah skill aja susahnya minta ampun.

Bukannya angkat senjata kita disuruh, tapi masih malas-malasan. Ah, self reminder buat diri sendiri nih yang kadang sering terlena sampai lupa waktu.

Pelajaran ketiga yang aku dapatkan adalah, waktu itu emas. Waktu itu berharga. Bayangkan deh kalau zaman dulu itu para pejuangnya suka lengah akan waktu. Suka buang-buang waktu, yang ada mah kena door, iya nggak?

Gitu juga sekarang. Kalau kitanya para generasi muda suka banget membuang-buang waktu, bakal kalah sama generasi generasi muda dari negara tetangga.

Mumpung masih ada waktu, manfaatkan deh sebaik-baiknya. Pelajaran keempat nih, kerjasama itu penting. Kalau dulunya para pejuang tidak saling bekerjasama, apa kemerdekaan bisa diraih? Bisa, tapi kayanya agak sulit ya.

Butuh kerjasama. Butuh kekompakan tim. Gitu juga sekarang. Dalam keluarga harus ada kerjasama. Dalam bekerja harus ada kerjasama tim. Oke deh, mungkin segini dulu dari aku. Semoga bermanfaat. Salam sayang, Muthi Haura.

Jakarta Selatan, Kamis, 2 Maret 2023. 18.22 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: