Orang Kaya Makin Kaya Gara-gara Baca Buku The Psychology Of Money Ini!

19.00 muthihaura 0 Comments

www.muthihaura.com – Buku The Psychology Of Money adalah salah satu buku best seller di tahun 2022. Selain itu, buku ini juga merupakan buku yang banyak di review dan direkomendasikan oleh para bookgram.

Aku pribadi baru selesai membaca buku ini di Maret 2023. Cukup terlambat memang, tetapi daripada nggak sama sekali, iya kan? Ada banyak insight baru yang aku dapatkan dari buku ini. Banyak sekali.

Walau ada beberapa part atau bagian yang bahasanya kurang aku mengerti. Kayanya aku agak susah mencerna buku-buku terjemahan wkwk.

Meski begitu, walau harus baca secara berlahan, aku tetap berusaha memaksa diri untuk ‘melahapnya’. Karna aku tau, buku ini isinya ‘daging’ banget. 

Buku The Psychology Of Money

Buku The Psychology Of Money sendiri merupakan buku karya Morgan Housel yang diterjemahkan oleh Zia Anshor. Cetakan pertamanya kalau nggak salah pada Mei 2021.

Adapun synopsis buku The Psychology Of Money ini sendiri adalah Psychology of Money memiliki total 19 cerita pendek yang mengeksplorasi cara unik orang berpikir tentang uang. Seluruh kisah tersebut merupakan kisah nyata yang digambarkan dari sudut pandang dua orang dengan latar belakang berbeda, yaitu Ronald James Read dan Richard Fuscone.

Read merupakan petugas kebersihan pom bensin di Amerika Serikat dengan penghasilan yang tidak banyak dan tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi. Di sisi lain, Fuscone merupakan eksekutif di perusahaan investasi Merril Lynch dan lulusan pendidikan ekonomi Universitas Harvard. Keduanya memiliki cara yang sangat berbeda dalam mengolah keuangannya.

Satu dari mereka menabung lebih banyak, sementara yang lain menghamburkannya karena gaya hidup. Perilaku keuangan keduanya dinarasikan sebagai kisah yang membangun buku ini. Melalui ringkasan yang tertuang pada laman Goodreads buku ini menawarkan pelajaran tentang bagaimana seseorang berperilaku jika berkaitan dengan uang.

Perilaku yang benar sulit diajarkan, bahkan pada orang-orang yang benar-benar pintar. Sehingga, dengan dituliskannya kisah dari Read dan Fuscone, pembaca diharapkan dapat memahami salah satu hal terpenting untuk hidup dengan lebih baik.

(Sumber sinopsis : Tirto.id)

Dari buku The Psychology Of Money ini juga, aku mendapatkan lima insight baru. Sebenarnya lebih dari lima, tapi melalui postingan ini, aku akan share lima saja terlebih dahulu.

Pertama, orang kaya makin kaya karna mereka pandai mengatur dan mengelola keuangan mereka. Mereka memperkaya diri dengan menabung dan berinvestasi.

Hal yang mungkin tidak akan dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengetahui bahwa menabung dan berinvestasi adalah salah satu cara untuk kaya. Meski tidak dalam waktu singkat, tetapi sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit.

Orang-orang kaya terbiasa memutarkan uang mereka untuk sesuatu yang kembali menghasilkan uang. Tentu saja selain ditabung. Berbeda halnya dengan orang-orang yang tidak memahami konsep uang. Ketika ia mendapatkan uang, ia akan menghabiskan uang tersebut untuk membeli barang-barang konsumtif. Seperti mobil, gadget baru, dan lain sebagainya.

Insight kedua dari buku The Psychology Of Money adalah, biasanya orang-orang yang flexing mobil baru atau gadget baru atau barang-barang branded yang ia punya, sejatinya belumlah benar-benar kaya.

Orang kaya sesungguhnya adalah orang yang bisa membeli itu semua tetapi memilih untuk tidak memamerkannya. Atau bahkan memilih untuk tidak membelinya.

Mereka hanya membeli sesuatu yang emang benar-benar para orang kaya ini butuhkan. Mereka tak butuh pengakuan bahwa mereka ‘kaya’. The real sultan deh pokoknya.

Ketiga, cara orang memandang soal uang tergantung psikologi dirinya. Bisa dari lingkungan, didikan keluarga, dan lain sebagainya. Jadi setiap orang, memandang dan berprilaku terhadap uang dengan cara yang berbeda-beda.

Kamu tidak boleh menjudge pilihan orang lain terhadap uangnya. Karna apa yang mereka lakukan terhadap uang tersebut, berdasarkan bagaimana dirinya terbentuk.

Kemudian insight yang keempat, mendapat uang dan menyimpan uang adalah 2 keahlian yang berbeda. Untuk mendapatkan uang diperlukan pengambilan resiko, sikap optimis, dan tampil di luar.

Tapi, menyimpan uang membutuhkan kebalikan pengambilan resiko. Diperlukan kerendahan hati, dan rasa takut kehilangan apa yang di dapat. Diperlukan sikap hemat dan pengakuan bahwa setidaknya sebagian yang didapat itu karena keberuntungan.

Jadi, keberhasilan masa lalu dalam mendapatkan uang tidak bisa diandalkan secara terus menerus. Aku setuju banget nih. Soalnya aku ngalamin. Di tahun 2022 lalu, aku berhasil ngumpulin kurang lebih 20 jutaan dari affiliasi TikTok.

Sayangnya, di tahun 2023 ini, para affiliator, termasuk aku, tidak mudah mendapatkan penghasilan. Namanya hidup ada pasang surut, asalkan jangan pernah menyerah.

Baca Juga : Main TikTok Dikira Alay, Padahal Bisa Cuan Puluhan Juta!

Insight yang kelima adalah, alasan seseorang terjebak dalam hutang adalah karna dirinya serakah, tamak, dan terlalu optimis. Jadi hindarin hal-hal tersebut agar kita tidak terliit utang.

Oke deh, mungkin segini dulu sharing singkat dari aku. Ambil yang baiknya, buang buruknya. Semoga bermanfaat. Salam sayang, Muthi Haura.

Pekanbaru, Rabu, 3 Mei 2023. 14.00 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: